Lingkungan barangkali menjadi momok setiapkali ada orang yang tindakannya nyeleweng dari karakter aslinya dan kebiasaan umum. Dalam Islam ada hadits yang mengungkapkan pada intinya "pilihlah lingkunganmu, saat kamu bergaul dengan pandai besi, maka kamu akan tertular bau asapnya. Dan jika kamu bergaul dengan penjual parfum, maka kamu juga akan mendapatkan aroma wanginya".
Sepakat nggak sepakat, tapi memang demikian substansinya. Pilah dan pilihlah pergaulan yang baik, maka kebaikan akan tertular kepadamu.
Tapi bagaimana dengan Gus Mik yang gemar masuk diskotik. Gus Miftah yang gemar masuk wilayah prostitusi?
Kemudian saya akan berpendapat bahwa dalam teori manapun lingkungan memang memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk  karakter diri seseorang. Akan tetapi, semua akan kembali ke masing-masing individu, tentang seberapa kuat bertahan dari segala pengaruh dari luar.
Gus Mik tidak kemudian terjerumus pada kehidupan gemerlap malam. Demikian juga Gus Miftah tidak begitu saja menjadi planggan dalam prostitusi dan hanyut di dunia itu. Mereka malah melahirkan suatu kondisi ingkungan baru yang lebih baik dan justru lingkungan sebelumnya hanyut didalamnya.
Jadi, lagi-lagi apakah selamanya tentang pengaruh lingkungan? Saya rasa tidak.