Mohon tunggu...
Jatmiko Suryo Gumilang
Jatmiko Suryo Gumilang Mohon Tunggu... Guru - Guru Menulis

Tenaga pengajar sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Shobrun Jamil, Kesabaran yang Sempurna

13 Oktober 2021   04:34 Diperbarui: 13 Oktober 2021   04:38 1299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Shobrun Jamil, Kesabaran yang Sempurna

Oleh : Jatmiko Suryo Gumilang, S.Pd, M.Sos

Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan". (QS. Yusuf ayat 18)

Ujian di dalam kehidupan setiap orang tentu berbeda-beda. Di dalam ayat tersebut juga menjelaskan tentang ujian Nabi Yaqub SA. Akan tetapi, selalu ada hikmah yang dapat diambil dari ujian yang diterima. Adapun bentuk-bentuk ujian yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari yaitu :

  • Ujian Badan, setiap orang tentu mengalami ujian badan yang diterima. Mulai dari sakit hingga adanya kekurangan fisik (cacat) pada tubuh kita. Kekurangan tersebut bisa berasal dari adanya bencana musibah dan kecelakaan yang menimpanya, atau juga maupun bisa berasal langsung dari pemberian Allah SWT.
  • Ujian berkurangnya harta, selain ujian badan terdapat juga ujian lain yang sering terjadi masyarakat sekitar yaitu ujian di dalam berkurangnya kepemilikan harta. Contoh kasus untuk bentuk ujian ini adalah ketika harta yang kita miliki berkurang, bisa berupa kerugian dalam berbisnis, sebagai korban dalam kasus penipuan sampai tertimpa bencana dari Allah SWT semisal gunung meletus, banjir, dan sebagainya. Hal tersebut menjadi bagian dari ujian dalam kehidupan kita.
  • Ujian dalam keluarga,
  • Di dalam mengarungi kehidupan berumah tangga maupun berkeluarga tentu tidak selalu berjalan mulus dan tanpa hambatan. Mengarungi bahtera ruamh tangga dengan orang terkasih menjadi dambaan setiap orang. Meskipun demikian, tak jarang kita mengetahui adanya permasalahan-permasalahan yang timbul ketika sudah menjalani kehidupan berkeluarga. Misal, ketika diuji dengan lamanya mendapat keturunan, kenakalan-kenakalan anak yang kita anggap tidak sesuai dengan harapan anak patuh, sampai pada kehilangan anggota keluarga atau orang yang paling kita sayangi.

Keadaan hidup sangatlah dinamis. Because Life is Never Flat. Hidup itu tidak datar pun tidak selalu berjalan mulus sesuai harapan. Akan ada hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan. Adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan bisa menimbulkan suatu masalah atau ujian hidup. Di dalam hidup setiap orang bisa naik dan bisa turun. Kadang senang dan kadang juga susah. Salah satu solusi untuk menghadapi berbagai macam ujian tersebut yaitu dengan kesabaran. Sabar dalam menghadapi berbagai macam ujian. Sabar bisa diaplikasikan untuk kesusahan dan juga untuk ujian Alllah SWT yang bersifat kesenangan.

Kata sabar sangat identik dan seolah-olah hanya untuk manusia yang sedang mengalami ujian dari Allah SWT. Akan tetapi, ujian dari Allah SWT tidak serta merta hal-hal kejadian yang bersifat kekurangan. Ada banyak contoh kasus di masyarakat tentang seseorang yang tidak bisa sabar dalam menerima ujian dari Allah SWT yang bersifat kesenangan dan kemewahan.

Istidraj, istilah yang terlalu sering kita dengar. Istidraj adalah sebuah ujian dari Allah SWT yang bersifat kesenangan dan juga kemewahan. Mayoritas orang akan lalai akan kenikmatan yang diberikan. Orang-orang yang diberikan fasilitas kesengan dan kemewahan harus lebih hati-hati dalam setiap tindakan dan perbuatannya. Setiap tindakan dan perbuatan akan ada perhitungannya yang akan dipertanggung jawabkan. Ketika diberikan limpahan kenikmatan dari Allah SWT seyogyanya kita menangggapi dengan penuh rasa syukur dan kesabaran. 

Kita gunakan pelbagai kenikmatan tadi yang berupa harta dan tahta betul-betul di jalan Allah SWT. Jika lupa akan hal tadi, bisa menyebabkan kita terlena. Ada banyak contoh kasus yang dapat kita ambil hikmahnya, misal : Qarun dengan keangkuhannya akan harta yang diberikan berakhir karam dengan harta-hartanya. Pun juga kasus Fir'aun yang diberikan tahta sampai membuatnya terlena dan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Dan masih banyak yang lainnya. 

Dari beberapa kasus tadi biasanya balasan atau azab yang diberikan untuk istidraj akan lebih pedih dari apa yang dibayangkan. Naudzubillahi Min Dzalik. Semoga kita semua terhindar dari sifat yang mengarah istidraj dan azab dari Allah SWT. Aamiin... Wallahu 'alam...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun