Pak Pringgo adalah seorang nelayan tua yang tinggal seorang diri di sebuah gubug yang tak jauh dari danau Jambidan. Pada suatu hari, dengan membawa pancing dan sekeranjang ikan-ikan yang kecil sebagai umpan, nelayan tua ini bermaksud memancing ikan disisi bagian utara danau yang biasanya menjadi tempat ikan-ikan besar bergerombol.
Saat hampir sampai di tempat yang dituju, dilihatnya ada tiga orang gadis yang cantik tengah asyik berenang di tepian danau. Ketiga gadis yang berenang itu semuanya hanya memakai pakaian dalam yang minim, seminim-minimnya.
Begitu para gadis cantik itu melihat ada lelaki tua yang mendadak muncul di pinggiran danau, ketiganya lalu berenang lebih ke tengah dan berusaha agar bagian tubuhnya . Salah seorang dari gadis itu berteriak,” Hai, kakek tua pergilah! Kami akan segera keluar dari air untuk berpakaian!”
Pak Pringgo dengan kalem hanya menjawab.” Nak, kakek datang kesini ini bukan untuk melihat kalian mandi ataupun melihat kalain yang keluar dari air dengan pakaian yang secuwil itu. Aku kesini hanya untuk memberi makan beberapa ekor buaya yang ada di danau ini.”
Mendengar kakek itu menyebut kata buaya, ketiga gadis itu spontan berenang dengan cepat dan segera berlari menuju ke arah Pak Pringgo. Dengan wajah ketakutan, ketiga gadis cantik itu lalu memeluk Pak Pringgo. Sementara itu Pak Pringgo yang dipeluk ketiga gadis cantik itu hanya tersenyum penuh arti.