Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menjelang Maghrib, Budos Nana Dipamiti Mahasiswanya

22 Oktober 2020   15:21 Diperbarui: 6 November 2020   21:09 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sebagai dosen yang kondang galak, tentu saja kedua tandukku segera keluar melihat ada mahasiswa yang seperti  Subandrio itu. Aku panggil anak itu ke ruang dosen. Mas Subandrio, kalau kamu itu bersikap seperti ini, sampai kapan pun kamu tak akan bisa lulus kuliah. Sekarang tinggal pilih, mau rajin mengikuti praktikum, atau namamu aku coret sekalian biar digantikan oleh mahasiswa lainnya yang butuh ikut praktikum?" ujar Nana bercerita dengan gaya seperti sedang menyidang mahasiswanya.

Tentu saja karena memang salah,  Subandrio itu hanya bisa diam dan menundukkan kepalanya. "Baik bu, saya berjanji akan rajin datang ke praktikum," kira-kira seperti itu ucapan janji yang dikeluarkan dari mulut Subandrio saat kusidang."

" Ternyata minggu depannya saat praktikum  Subandrio ini ikut mendaftar. Aku berharap kali ini dia datang mengisi absen dan mengikuti praktikum yang diadakan pagi hari. Tapi rupanya saat diabsen dia tidak hadir lagi, dan ini membuatku jadi emosi. Coba bayangkan, jadwal praktikumnya saja sudah begitu padat bahkan sampai malam, yang mau ikut praktikum saja harus antri dan yang namanya laboratorium komputer itu adalah laboratorium yang paling kondang di kampus, lha koq anak ini menyepelekan dan membolos lagi."

"Waktu mendekati saat adzan Maghrib berkumandang, disaat aku lagi sibuk mencari berkas di almari kaca yang ada di belakang meja kerja di laboratorium komputer, mendadak dari pantulan kaca almari kulihat ada bayangan  Subandrio  duduk di kursi yang ada di depan mejaku. Saat aku membalikkan badan. Memang yang kulihat adalah si Subandrio yang duduk dengan kepala tertunduk, sementara wajahnya agak kotor terutama pada bagian pipinya dan  rambutnya yang agak gondrong itu juga tampak berantakan. Tapi yang paling bikin jengkel dan tentu saja bikin mual adalah bau badan yang keluar dari tubuhnya,  seperti bau orang yang tidak mandi selama berhari-hari."

"Dengan masih menahan emosi, aku tanya dia mengapa masih juga membolos praktikum. Aku katakan terus terang  kalau tetap seperti itu,  dirinya dapat dipastikan tak akan bisa lulus kuliah.

"Mendengar ucapanku,  Subandrio ini tambah menundukkan kepalanya dan kelihatannya juga seperti akan menangis. Dengan suara lirih anak itu meminta maaf kepadaku dan bilang kalau dirinya tak bisa ikut praktikum lagi,"

Mendengar permintaan maaf dari  Subandrio dan ketidak-bisaannya mengikuti praktikum lagi malah membuatku bingung. Dinasehati supaya rajin agar bisa lulus kuliah koq malah bilang tidak bisa ikut praktikum."

"Dengan perasaan jengkel, akhirnya aku bilang, ya sudah, terserah apa maumu, mau lulus apa tidak, masa bodoh. Setelah itu aku langsung membalikkan badanku dan meneruskan mencari berkas di almari."

"Dari pantulan kaca almari kuamati Subandrio berdiri dan berjalan keluar pintu laboratorium. Aku merasa agak heran karena anak itu bergerak bukan seperti gerak orang yang berjalan tetapi lebih kepada seperti terbang. Tapi karena aku tak bisa melihat apakah kakinya menginjak lantai apa tidak karena pandanganku terhalang meja, aku pun tak ambil peduli dan meneruskan pekerjaanku."

"Keesokan harinya saat aku berada di kampus utama, Bu Listyarini (bukan nama sebenarnya) yang merupakan Ketua Jurusan Prodiku bilang begini, nah ini ada Bu Nana, Bu Nana sudah mendengar berita belum kalau ada mahasiswamu yang bernama Subandrio itu  meninggal karena kecelakaan?"

"Kapan?" tanyaku singkat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun