Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Natal dan Heboh Tahunan

24 Desember 2019   09:11 Diperbarui: 24 Desember 2019   09:14 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Selamat merayakan hari Natal 2019 dan menyongsong tahun baru 2020 bagi mereka yang merayakannya". Kira-kira seperti itulah yang saya tulis pagi tadi dan saya kirimkan ke semua grup WA yang saya ikuti.

Bagi saya hari Natal beserta pernak-pernik ibadat yang dilakukan oleh umat Kristiani itu adalah mutlak urusan mereka. Dan sebagai seorang non Kristiani, saya pun menghormati dan menghargainya, karena hal itu sesuai dalam ajaran agama yang saya anut tentang perbedaan keyakinan. 

Namun sebagai manusia yang notabene adalah mahluk sosial, hubungan sosial dan kekerabatan antara saya dengan penganut ajaran Kristus yang terjadi dalam keluarga besar kami tetap terjalin seperti biasa. Damai tanpa ada hal-hal yang mengusik soal perbedaan dalam keyakinan. 

Saling menyapa dan mengucapkan selamat pada saat hari-hari besar keagamaan sudah biasa diucapkan kepada sesama anggota keluarga besar, baik itu yang Kristiani maupun non-Kristiani. Juga saling membantu pelaksanaan acara keagamaan yang berbeda itu juga sudah lumrah, misal memabntu menyiapkan makanan dan minuman atau menata kursi untuk tamu yang nantinya akan datang.

Dulu, sewaktu mertua saya atau kakeknya anak-anak saya pergi ke Gereja untuk melakukan ibadat pas malam Natal, juga ibadat di hari-hari Kebaktian Gereja pada umumnya, saya juga kerap mengantar dan menjemput beliau. Biasa saja dan tak ada yang aneh.

Pun juga saat hari Natal tiba, pagi-pagi ucapan selamat merayakan Natal selalu saya sampaikan kepada beliau dan juga keluarga putra sulungnya. Semuanya berjalan dengan alamiah. Terjadi begitu saja tanpa saya mikir apakah ini demi toleransi apa untuk menjaga kerukunan dalam keluarga besar.

Anehnya, mengapa akhir-ahir soal mengucapkan hari Natal saja di negeri ini malah menjadi topik yang selalu hangat dan terus terjadi. Berulang-ulang dan yang diomongkan hanya berkisar soal itu-itu saja dan oelh orang-orang itu saja. Sementara kami sekeluarga besar disini "adem ayem" tak meributkannya. Dan mengucapkan selamat Hari Natal juga tak mengubah keyakinan kami, sebagaimana mereka mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri juga tak mengubah keyakinan mereka.

podjok pawon, Desember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun