Mohon tunggu...
jason kamadjaja
jason kamadjaja Mohon Tunggu... Aktor - manusia biasa

semua orang berhak bahagia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Pakaian Skena: Sebuah Ekspresi Diri di Era Baru

19 Mei 2024   17:42 Diperbarui: 19 Mei 2024   18:19 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fblog.siamsite.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2023%2F08%2FWhatsApp-Image-2023-08-06-at-00.02.30.jpg&tb

Dalam perjalanan sejarah musik, tidak hanya melodi dan lirik lagu yang menciptakan magnetisme bagi penggemar, tetapi juga budaya pakaian yang mengelilinginya. Pakaian bukan sekadar pemanis penampilan, melainkan cerminan dari inner self, sebuah pernyataan identitas yang tak terucapkan. Fenomena ini, yang kita kenal dengan istilah "budaya pakaian skena", kini semakin menguat di era baru ini.

Skena, sebagaimana singkatannya, merujuk pada panggung yang tak terlihat, di mana individu-individu berkumpul dalam komunitas atau subkultur yang berbagi minat, kecenderungan, dan gaya hidup tertentu. Ini bisa berupa cinta terhadap genre musik tertentu, kecintaan pada seni, atau bahkan simpatisan terhadap gerakan sosial tertentu. Dan di panggung ini, pakaian adalah bahasa yang paling vokal dan terlihat.

Di masa lalu, band-band seperti Oasis, Blur, dan Radiohead bukan hanya dikenal karena melodi-melodi mereka yang menghentak, tetapi juga karena ikoniknya gaya pakaian mereka. Ingatlah jaket parka, kaos band dengan logo besar, dan sepatu bot yang menjadi simbol dari era Britpop. Mereka bukan hanya memainkan lagu-lagu, tetapi juga menginspirasi jutaan remaja untuk mengekspresikan identitas mereka melalui pakaian.

Namun, budaya pakaian skena tak hanya berkisar pada replikasi gaya band-band besar. Lebih dari itu, ini adalah tentang menemukan diri sendiri dalam keberagaman dan inklusivitas. Di era informasi saat ini, di mana segalanya tersedia dengan mudah melalui internet, skena menjadi semakin beragam. Inspirasi tak hanya datang dari musisi terkenal, tetapi juga dari musisi independen, influencer, bahkan dari lingkungan sekitar.

Di balik setiap pilihan pakaian ada lebih dari sekadar tren, melainkan sebuah upaya untuk menjadi bagian dari sebuah komunitas. Ini adalah tentang merasa diterima dan dihargai tanpa syarat. Dan di balik setiap bahan, warna, dan gaya, tersembunyi sebuah cerita, sebuah identitas yang diungkapkan dengan jelas. Budaya pakaian skena, pada akhirnya, bukan hanya tentang penampilan fisik, tetapi tentang ruang aman di mana setiap orang dapat mengekspresikan diri mereka tanpa takut akan penilaian. Ini tentang menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri, sebuah komunitas yang terjalin oleh minat dan nilai bersama.

Dengan demikian, pakaian skena adalah sebuah pernyataan identitas, sebuah ekspresi diri yang kuat, dan juga sebuah bentuk solidaritas dalam keberagaman. Ini adalah cara baru untuk merayakan keberagaman dalam segala bentuknya, menggambarkan betapa indahnya dunia ketika setiap individu dapat berbicara dengan bahasa yang mereka pilih, bahasa pakaian yang mereka kenakan.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun