Mohon tunggu...
Deden Karna Subrata
Deden Karna Subrata Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis artikel merupakan kesenangan, saya tulis setiap peristiwa berdasarkan sudut pandang saya, semoga tulisan tulisan saya yang saya share ke Kompasiana dapat memberikan manfaat.

Laki laki

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dedi Mulyadi Seorang Pemimpin yang Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe

2 November 2017   21:14 Diperbarui: 2 November 2017   21:49 1828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hal yang istimewa dari seorang Dedi Mulyadi, karena beliau sosok pemimpin yang "Sepi ing Pamrih, Rame ing Gawe, Narimo ing pandum, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli" Yang Artinya adalah.. Tidak banyak berharap imbalan, selalu semangat, dan bekerja keras, Menerima hasil sewajarnya...Cepat tanpa mendahului, Tinggi tanpa melebihi...
Demingkian adanya sosok Dedi Mulyadi.yang seolah mengajarkan pada kita tengtang  keikhlasan, kerendahan hati dan kesederhanaan.

Saya salut ketika Kang Dedi masih bersikap biasa biasa saja ketika dirinya dizolimi oleh partainya sendiri, tidak ada yang berubah dalam diri Kang Dedi dari mulai keramahannya sampai kedermawannya tetap seperti biasanya, padahal tentu kita faham bahwa keputusan partainya mungkin telah mengubur impiannya, harapannya, cita citanya. Namun sikap pasrah dan ikhlas yang dimiliki seorang Dedi Mulyadi telah mengajari kepada kita semua, bahwa kesabaran itu tidak bertepi dan keikhlasan itu berujung. 

Apapun takdir Allah, kita sebagai makhluk mau atau tidak mau harus menerima apa adanya, ikhlas menjadi titik tertinggi keberserahan kepadaNya. Namun kadang kala bila ikhlas didefinisikan dengan tanpa pamrih sepertinya cukup berat diterima. Pemahaman sederhana ikhlas bisa juga dengan menuntut hak yang lebih sedikit dari apa yang seharunya didapatkan dan memberi lebih banyak dari kewajiban yang harusnya ditunaikan. Namun kadang kala, ketika menerima dari takdir Tuhan, ego kemanusiaan kita, yang selalu menanyakan kenapa begini, kenapa begitu, kenapa harus dia dan banyak lagi pertanyaan yang muncul untuk menggugat atau mencari jawaban.

Bagi seorang Dedi Mulyadi bahwasanya pengabdiannya adalah bagian dari ibadah dan yang namanya beribadah temtu saja di dasari atas ke ikhlasan...Besar atau kecil hasil dari sebuah perjuangan itu adalah bagian dari kehendakNya dan selayaknya patut kita syukuri.jadi tidaklah heran jika hasil karya nyata sorang Dedi Mulyadi selalu memberikan manfaat untuk masyarakatnya, tanpa memikirjan penghargaan yang ajan diterimanya (DKS)

 #dedimulyadi7abar1

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun