Metropolitan, sebutan untuk wilayah, yang lebih (dalam banyak hal) dari sekedar Kota Besar maupun Kotamadya. Di Nusantara, seiring dengan kemajuannya yang metropolis, telah dan ada metropolitan-metropolitan. Jakarta, salah satunya. Jakarta, Ibu Kota RI, adalah salah satu metropolitan; yang di dalamnya, ada segala lapisan masyarakat, semua jenis usaha, aneka macam kegiatan ekonomi, kejahatan, kebaikan, ibadah, dan lain sebagainya.
Agaknya, nuansa metropolis metropolitan Jakarta, juga bisa merubah budaya, gaya, kebiasaan, dan nilai-nilai hidup dan kehidupan manusia Jakarta (manusia yang tinggal menetap atau pun migran alias pendatang yang menetap dan pendatang yang sementara).
Salah satu, perubahan tersebut adalah, bisa merubah perempuan - wanita - isteri (ku posting ini dalam rangka Bulan Kartini .... ).
Tidak sedikit, perempuan Jakarta, sudah tak ada dalam kotak “sebagai mahluk lemah yang membutuhkan perlindungan;” dan tak perlu ditolong. Sangat banyak yang berkarya diluar rumah; mereka bisa menjadi pengemis, kepala gang, pembunuh bayaran, pencopet, masinis KA, sopir Bus, kondektur, direktur, komisaris, dan seterusnya.
Perempuan, bisa punya anak tanpa melahirkan, karena ada caesar; tak perlu menyusui, karena ada susu instan; tak perlu ganti popok, karena ada baby sitter; tak perlu bersih-bersih rumah, karena ada pramubhakti; dan seterusnya.
Dan lebih dari itu, isteri di Metropolitan Jakarta, tak membutuhkan dapur, karena dapur mereka ada di mana-mana; di pelbagai penjuru Metropolitan tersedia (ada) dapur untuk para isteri metropolis. ko' bisa...!? memang bisa dan ada dapur tersebut.
Memang sikon Metropolitan Jakarta telah menyediakan banyak dapur, sehingga para isteri tak perlu masak apa pun di rumah.
Pagi hari, ketika bangun pagi, apalagi terlambat bangun, dan anak tergesa-gesa ke sekolah - suami juga mau cepat ke office atau tugas lain, tak perlu buat kopi; cukup datang ke warung sekitar, beli kopi, nasi uduk, gorengan, lontong sayur, roti bakar, dan lain-lain, tersedia. Dan jika tak selera, maka berikan anak uang lebih, mereka akan jajan di Sekolah; suami bisa sarapan di kantin kantor atau mobil warung - warung mobil yang biasa nonkrong di parkiran office.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!