Duluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu....waktu kampanye.
Spanduk dan baliho terlihat diseantero Jakarta. Seperti yang terlihat dalam gambar.
Janjinya tidak hanya membantu ruang fisik, namun juga memberikan dukungan modal, akses market, dan mentor bagi pengusaha. Seperti terlihat di iklan video yang beredar luas.Â
Semua masih terpatri di kepala 58% warga pemilihnya.
Tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.....setelah terpilih.
Dari awal sekali, awal sekali, menyatakan bahwa Pemprov tidak akan  memberikan permodalan. Gerakan OK OCE tidak akan memberikan permodalan,  tetapi akan memfasilitasi dengan bekerja sama dengan lembaga pembiayaan.
Media jadi kambing hitam dianggap salah memberitakannya. Haduh!
"Kasihan kalau teman-teman (media) memberitakannya salah. Lihat saja  dari awal sekali memang kami enggak pernah ada berjanji memberikan modal  (untuk OK OCE)".
Sakit, namun itulah realitanya. Saat berkampanye, mereka  mengusung OK-OCE sebagai program andalan. OK-OCE merupakan singkatan dari One Kecamatan, One Center for Entrepreneurship. Â
Harapannya, dari program ini akan lahir 200.000 wirausahawan baru. Dalam pemaparannya, program OK-OCE ini ditujukan untuk mengubah dan memihak kepada pengusaha kelas bawah, UMKM, Â dan pengusaha baru. Sumber.
Adapun fokus dari program tersebut menyasar pada 5 (lima) hal,Â
pertama, pemberian modal dan pendampingan usaha.Â
Kedua, pelatihan oleh pengusaha sukses, yaitu pembangunan SDM melalui pendampingan (mentoring).Â
Ketiga, garansi inovasi bekerjasama dengan swasta.Â
Keempat, lulusan SMK Â langsung dapat kerja.Â
Kelima, kredit khusus untuk ibu-ibu.
Manis janjinya, gigit jari warganya.