Mohon tunggu...
Januar Firmansyah
Januar Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Content Writer | Veterinary Medicine Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Akademisi Inisiasi Eduwisata di Pantai Pulau Santen dengan Pengelolaan Sampah dan Konservasi Penyu

26 Oktober 2023   18:32 Diperbarui: 26 Oktober 2023   18:35 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada Minggu (22/10/2023), Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga lakukan soft launching Green House eduwisata Pantai Pulau Santen, Banyuwangi. Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga (UNAIR) kali ini mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat 2023 di Pantai Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi dengan tema "Inisiasi Eduwisata Pantai Pulau Santen Melalui Pemberdayaan Kelompok Masyarakat dalam Aspek Pengelolaan Sampah dan Konservasi Penyu" yang diresmikan dengan kegiatan Launching Greenhouse dan Pelepasliaran Tukik. Kolaborasi antara Program Studi (Prodi) Kedokteran Hewan dan Kesehatan Masyarakat, pengmas kali ini mengusung konsep Launching Greenhouse dan Pelepasliaran Tukik. Dimana kegiatan ini merupakan keberalnjutan dari kegiatan sebelumnya yakni pendampingan 'Door to Door' dan kegiatan FGD (Focus Group Discussion).

Ecobrick merupakan metode untuk meminimalisir sampah dengan media botol plastik yang diisi penuh dengan sampah anorganik hingga benar-benar keras dan padat. Tujuan dari ecobrick sendiri adalah untuk mengurangi sampah plastik, serta mendaur ulangnya dengan media botol plastik untuk dijadikan sesuatu yang berguna. Pelestarian penyu merupakan salah satu upaya dalam menjaaga ekosistem laut. Pulau santen merupakan lokasi wisata yang setiap tahunnya dijadikan lokasi untuk sarang penyu yang mendarat di pesisir pantai Banyuwangi. 

Oleh karena tempat yang dijadikan sarang alami ini merupakan tempat wisata yang ramai dikunjungi, maka para penduduk setempat juga harus diberikan wawasan terkait dengan proteksi penyu yang mendarat di pesisir pulau santen sebagai satwa liar yang dilindungi oleh Undang-Undang Konservasi di Indonesia. Selanjutnya, bagi penduduk pesisir dan penduduk yang dekat dengan aliran sungai perlu disosialisasikan pentingnya menjaga ekosistem laut dengan tidak membuang limbah rumah tangga atau pabrik ke laut, untuk nelayan perlu disosialisasikan bahaya penggunaan bom ikan dan alat tangkap ramah lingkungan, dan informasi manfaat ekosistem terumbu karang yang sehat.

"Program pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan secara berkelanjutan sampai tercapai output pemberdayaan masyarakat secara signifikan, karena SIKIA UNAIR akan selalu merealisasikan program-program inovatif dengan berkolaborasi bersama masyarakat sekitar Banyuwangi, baik itu event skala lokal, nasional, maupun internasional sesuai dengan topik dalam Sustainable Development Goals (SDG's)" tutur Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U. (K) selaku Direktur Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam Universitas Airlangga Kegiatan yang dilaksanakan pada 22 oktober 2023 ini dimulai dengan pembukaan oleh MC dari perwakilan panitia lalu dilanjut dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan sambutan dari beberapa tokoh masyarakat yang hadir. Sambutan pembuka dimulai oleh bapak Prayogo, S.Pi.,M.P. selaku perwakilan pimpinan kampus SIKIA Universitas Airlangga. Sambutan kedua disampaikan oleh Bapak Hartono selaku pimpinan Kecamatan Banyuwangi dan sambutan terakhir disampaikan oleh Bapak Letnan Satu Infanteri Wailik selaku komandan kodim wilayah Banyuwangi.

Pada rangkaian ini dilaksanakan peresmian Greenhouse ecobrick dan konservasi penyu dengan simbolis potong pita serta tumpeng yang dilakukan langsung oleh ketua pelaksana yakni Aditya Yudhana drh., M.Si. dan Jayanti Dian Eka Sari S.KM., M.Kes. serta para tokoh masyarakat yang hadir seperti Bapak Hartono selaku pimpinan kecamatan Banyuwangi, Bapak Letnan Satu Infanteri Wailik selaku komandan kodim wilayah Banyuwangi serta para tokoh masyarakat lainnya. Selain daripada itu, dalam kegiatan Launching ini turut hadir mitra dari rangkaian acara ini yakni Bapak Wiyanto Haditanojo selaku Founder dari Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF). Peresmian Greenhouse ecobrick dan konservasi penyu berlangsung lancar, dimana panitia langsung mengenalkan fungsi dibangunnya Greenhouse ini serta kebermanfaatnya bagi masyarakat serta pengunjung Pantai Pulau Santen. Tidak hanya itu, setelah peresmian berlangsung, masyarakat dapat langsung menikmati hasil dari adanya Greenhouse ini.

Simbolis peresmian Greenhouse ecobrick dan konservasi penyu (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Simbolis peresmian Greenhouse ecobrick dan konservasi penyu (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Camat Banyuwangi, Hartono S.Sos M.Si mengucapkan terima kasih atas kolaborasi dan sinergitas yang telah terjalin antara pemerintah, masyarakat, dan SIKIA UNAIR. Baginya pantai adalah anugerah yang diberikan oleh tuhan. Maka dari itu masyarakat dapat menjaga kebersihan sebagai rasa syukur dengan melestarikan pantai tetap indah, bersih, dan nyaman. Peningkatan kunjungan wisata baik dari mulut ke mulut maupun media sosial dapat terwujud selaras dengan kenaikan pendapatan masyarakat setempat.

"Kalo bukan orang sekitar siapa lagi yang akan menjaga. Pengelola Pulau Santen harus kompak dan meningkatan kebersamaan. Fasilitas yang diberikan oleh UNAIR dapat dijaga dengan baik.  dari suatu yang tidak berguna dapat menjadi bermanfaat." ucapnya.

Disamping itu, dalam menyemarakkan kegiatan tersebut, SIKIA menghadirkan berbagai lomba yang berfungsi dalam meningkatkan keaktifan, keberanian dan motorik anak. Sekaligus menjadi salah satu bentuk percontohan kegiatan edukasi yang dapat diterapkan dalam wahana konsep eduwisata Pulau Santen pada saat event tertentu. Tepat setelah pemotongan pita, perlombaan pun dimulai dengan diikuti oleh anak dari jenjang taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah dasar (SD) seperti lomba mewarnai, lomba estafet batu bata, lomba makan kerupuk, dan lomba kelereng sebagai apendiks dan bentuk kelengkapan elemen masyarakat dari kegiatan pengabdian masyarakat ini. Kegiatan ini diresmikan oleh simbolis berupa pelepasliaran tukik yang dilakukan langsung oleh masyarakat serta pengunjung setempat. Kegiatan ini berjalan antusias dengan melepasliarkan tukik dengan jenis tukik lekang sebanyak 32 ekor langsung dari bibir Pantai Pulau Santen. Tak lepas dari itu, pelepasliaran tukik ini juga merupakan kegiatan primer dari pengabdian masyarakat 'Inisiasi Eduwisata Pantai Pulau Santen Melalui Pemberdayaan Kelompok Masyarakat dalam Aspek Pengelolaan Sampah dan Konservasi Penyu' ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun