Mohon tunggu...
Jannoko Prewira Chandralukita
Jannoko Prewira Chandralukita Mohon Tunggu... Buruh - Pekerja lepas

Pelajar sepanjang masa, penulis dan pencatat sejarah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Survei Peta Politik Kupang 2024 Universitas Nusa Cendana, Christian Widodo: Milenial Kuda Hitam Pilwakot Kupang?

23 Februari 2022   15:54 Diperbarui: 23 Februari 2022   15:57 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: DIPOL FISIP UNDANA

Program Studi Ilmu Politik (DIPOL) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Nusa Cendana (UNDANA) telah menggelar jajak pendapat publik di Kupang, Nusa Tenggara Timur terkait peta politik 2024 pada 7-15 Februari 2022. Survei yang dirilis Senin 21 Februari 2022 itu dilakukan terhadap 400 warga di 37 kelurahan/ desa yang tersebar di Kota Kupang. Hasil survei memperlihatkan tingkat popularitas dan elektabilitas sejumlah figur yang dinilai mempunyai potensi dan kapasitas memimpin Kupang pada periode 2024-2029.

Terdapat delapan nama tokoh yang dalam simulasi survei, yang dianggap memiliki peluang kuat untuk menjadi pilihan publik Kupang dalam pemilu Wali Kota Kupang 2024. Mereka adalah petahana alias Wali Kota Kupang saat ini (2017-2022), Jefirstson R. Riwu Kore atau biasa disapa Jefri Riwu Kore dengan tingkat elektabilitas sebesar 42 persen,  Wali Kota Kupang periode sebelumnya (2012-2017) Jonas Salean, sebesar 14,3 persen, Christian Widodo Anggota DPRD Provinsi NTT dari Partai Soldaritas Indonesia (PSI) dengan rating 10,5 persen, Wakil Wali Kota Kupang saat ini Hermanus Man sebesar 6,5 persen, Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan John G.F. Seran sebesar 4,8 persen, disusul Ketua Asprov PSSI NTT Chris Mboeik (3,3 persen), Wakil Wali Kota Kupang periode 2007-2012 Daniel D. Hurek (2,5 persen) dan ketua DPRD Kota Kupang Yeskiel Loudoe (1,0 persen). 12,5 persen warga belum memutuskan pilihannya, sementara 2,6 persen menolak menjawab pertanyaan.

Sementara pada simulasi tingkat popularitas para tokoh di Kota Kupang, ternyata juga didominasi oleh figur-figur yang sama, yang menempati tingkat elektabilitas tertinggi sebagaimana tersebut di atas. Hampir semuanya adalah tokoh-tokoh senior, bekas pejabat atau "wajah-wajah lama" di kota Kupang. Sebuah kecenderungan yang terjadi di sejumlah pesta demokrasi di kawasan NTT dan juga ditemui penulis saat melakukan observasi pada pemilu Bupati di Manggarai Barat pada Pilkada Serentak 2020 silam. Meski demikian, dalam hasil survei terkait rating keterpilihan, muncul satu satu nama yang bisa jadi adalah tokoh termuda di antara tokoh-tokoh terkenal lainnya, yakni Christian Widodo, anggota DPRD Provinsi NTT yang mewakili PSI.

Yang menarik, dalam simulasi tingkat popularitas atau sosok paling dikenal publik Kupang, Christian Widodo yang seorang dokter ini hanya menempati posisi ketujuh dengan rating popularitas sebesar 41,8 persen. Jauh di bawah Jefri Riwu Kore yang sosoknya paling dikenal dengan persentase 90,8 persen dan sejumlah figur senior Kupang lainnya. Jadi meskipun popularitasnya masih di bawah 50 persen, namun ternyata tingkat elektabilitas Christian atau Chris panggilan akrabnya, bercokol di urutan ketiga, di bawah Jefri dan Jonas.

Dari rasa penasaran adanya poin menarik itu - dan juga ketika di saat ini fenomena generasi milenial sudah mampu membuktikan diri jadi pemimpin publik (kepala daerah) di banyak wilayah menjadi lazim - penulis berusaha melakukan riset terkait profil politisi milenial tersebut. Sejauh mana rekam jejak dan kiprah aktivitasnya di ranah publik Kota Kupang sehingga terpilih sebagai anggota DPRD termuda pada pemilu legislatif DPRD NTT 2019.  

Christian yang juga Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PSI NTT ini ternyata adalah salah seorang dari dua dokter - sekaligus dokter termuda - di cabang olahraga tinju yang resmi mewakili Indonesia dalam pelaksanaan Asian Games 2018 di Indonesia (Jakarta dan Palembang). Sebuah langkah yang ternyata cukup efektif menjadi medium sosialisasi diri bagi seorang generasi milenial ini di tengah-tengah masyarakat.

Dari jejak karir sebagai dokter profesional, Chris mencoba untuk mengabdikan diri sebagai politisi dengan bergabung menjadi anggota PSI dan termasuk yang ikut membangun PSI dari awal di NTT. Karir politik Chris akhirnya bermula ketika dirinya turut berkompetisi pada Pemilu Legislatif tingkat I Provinsi NTT 2019 dan sukses terpilih mewakili daerah pemilihan (dapil) NTT 1 dengan perolehan suara mencapai 12.722 suara.

Sumber: Facebok Christian Widodo
Sumber: Facebok Christian Widodo

Dari ruang politik di DPRD Kota Kupang, penulis melihat sepak terjang Chris yang cukup aktif sebagai legislator terhadap daerah pemilihannya. Salah satu momen yang cukup historis di awal karir politiknya, adalah sikap penolakannya terhadap rencana pemberian pin emas bagi 65 anggota legislatif terpilih pada pelantikan  3 September 2019. 

Inilah momentum yang kemudian melejitkan namanya sebagai politisi muda yang peduli dengan keadaaan sekitarnya. Menurutnya, kebutuhan untuk kesejahteraan masyarakat NTT masih lebih urgen dari pada sekedar PIN emas. Chris keukeuh menolak dan bahkan meminta kepada sekretaris dewan untuk membuatkan pin dari tembaga atau kuningan seperti biasanya yang berharga jauh lebih murah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun