Mohon tunggu...
Jannatul khairiah
Jannatul khairiah Mohon Tunggu... Mahasiswi Institut Agama Islam An-Nadwah Kuala Tungkal

Hobi saya membaca dan menggambar

Selanjutnya

Tutup

Financial

Krisis Ekonomi: Pemicu, Dampak, dan Strategi Pemulihan

27 April 2025   06:21 Diperbarui: 27 April 2025   06:21 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Krisis ekonomi adalah salah satu fenomena paling signifikan dalam perjalanan sejarah perekonomian dunia. Ia mencerminkan kegagalan sistemik yang tidak hanya berimbas pada indikator ekonomi makro, tetapi juga berdampak sosial, politik, dan institusional dalam skala luas. Krisis ekonomi menjadi topik penting dalam studi ekonomi makro karena sifatnya yang kompleks dan multidimensional.

Secara definisi, krisis ekonomi adalah periode di mana terjadi gangguan besar pada aktivitas ekonomi, ditandai dengan penurunan tajam Produk Domestik Bruto (PDB), lonjakan pengangguran, runtuhnya sistem keuangan, serta hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pasar. Dalam sejarah, krisis seperti Great Depression 1930-an, Krisis Moneter Asia 1997, dan Krisis Global 2008 menjadi contoh betapa besarnya dampak sebuah krisis terhadap kehidupan global.

Krisis tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan akumulasi dari berbagai faktor. Ketidakseimbangan fiskal, gelembung aset, lemahnya pengawasan keuangan, dan ekspektasi pasar yang irasional sering menjadi akar masalah. Ketika ada pemicu eksternal seperti krisis politik atau bencana global, akumulasi kelemahan itu meledak menjadi krisis.

Dalam konteks ini, psikologi pasar berperan besar. Fenomena seperti bank run menunjukkan bagaimana ketidakpercayaan publik bisa mempercepat kehancuran sektor keuangan. Ini memperlihatkan bahwa faktor emosional dalam ekonomi sama kuatnya dengan faktor rasional.

Krisis ekonomi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Ada krisis keuangan, di mana sistem perbankan dan pasar modal runtuh. Krisis moneter, ditandai dengan depresiasi mata uang secara drastis. Krisis fiskal, akibat ketidakmampuan negara mengelola anggaran. Dan juga krisis sektor riil, di mana produksi barang dan jasa mengalami kontraksi hebat.

Setiap jenis krisis memiliki jalur transmisinya sendiri. Melalui sektor keuangan, perdagangan internasional, kredit perbankan, hingga ekspektasi masyarakat. Jalur ini memungkinkan krisis menyebar cepat dari satu sektor ke sektor lain, bahkan melintasi batas negara dalam era globalisasi.

Sektor keuangan merupakan jalur utama penyebaran krisis. Ketika investor global menarik modalnya dari negara berkembang, maka terjadi capital flight yang menekan nilai tukar dan cadangan devisa, memperparah instabilitas ekonomi domestik.

Saluran perdagangan internasional juga penting. Ketika permintaan ekspor menurun akibat resesi di negara mitra dagang, maka produksi industri domestik ikut terkontraksi. Ini menyebabkan PHK massal dan turunnya daya beli masyarakat.

Sektor perbankan dan kredit menjadi korban berikutnya. Ketika perbankan terguncang, penyaluran kredit tersumbat. Dunia usaha kesulitan mendapatkan modal kerja, yang berujung pada penurunan produksi dan investasi, memperdalam krisis.

Di sisi lain, psikologi pasar memainkan peran tak kalah penting. Ketidakpercayaan, rumor, dan ekspektasi negatif yang menyebar cepat melalui media sosial bisa mempercepat kontraksi ekonomi, bahkan sebelum data ekonomi aktual menunjukkan pelemahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun