Di dalam perjalanan Pongka Padang menuju ke Sa'dan ditemani oleh 2 orang penggiring, masing-masing membawa gong pedang dan seluruh (jimat-jimat). Perjalanan Pongka Padang yang begitu melelahkan, lembah, sungai, gunung dilewati untuk menemukan tempat tinggal yang damai. Karena kelelahan saat tiba di gunung tertinggi dan bersuhu 0C, salah satu penggiring Pongka Padang yang bernama Mambulilling kelelahan dan pamit ke Pongka Padang untuk selama-lamanya. Dan dari situlah Pongka Padang memberikan nama gunung itu menjadi Gunung Mambulilling.
Nenek Pongka Padang bertemu dengan seorang perempuan yang bernama Torije'ne, kemudian menjadi pasangan suami istri, dan menetap di sebuah tempat tinggal yang bernama Buntu Bulo. Torije'ne mempunyai 7 orang anak, yaitu:.
1.Daeng Manganna
2.Mana Sala'bi
3.Buntu Bulo
4.Simba Datu'
5.Bura Le'bo
6.Pahtana Bulang
7.Pullao Mesa
Masyarakat Mamasa meyakini bahwa nenek moyang mereka merupakan perpaduan antara penghuni Kabupaten Mamasa sebelah utara dan barat, yaitu dari Utara : asal Tana Toraja ( Sa'dan dan sekitarnya) dan dari Barat :Wilayah Barat Tana Toraja (ulusalu, Bittuang,Tabang sampai Mamasa. Â Jadi, Masyarakat Mamasa mengakui bahwa mereka masih termasuk dalam bagian suku Toraja. Dan pada tahun 2002, Mamasa diresmikan sebagai sebuah Kabupaten.