3. Pendirian Sistem Keadilan Dayak Internasional: tidak sekedar diskusi, DIO juga merealisasikan program mereka yang dimana program ini merupakan upaya untuk menguatkan perlindungan hak-hak tanah dan budaya melalui sistem hukum berbasis adat, yang dapat mencakup semua komunitas Dayak di Borneo.
4. Olahraga dan Acara Sosial: tidak hanya memiliki kegiatan yang berbau politik, DIO juga mengadakan acara olahraga yang bertujuan meningkatkan solidaritas di antara komunitas Dayak dari berbagai daerah.
Simbol dari Dayak International Organization (DIO) sendiri pun memiliki makna, yaitu :
1. Gambar Peta Pulau Kalimantan: Pulau Kalimantan (Borneo) di tengah lambang menunjukkan wilayah asal komunitas Dayak dan menjadi simbol persatuan seluruh masyarakat Dayak yang tersebar di beberapa negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Ini melambangkan kesatuan etnis Dayak di seluruh wilayah Borneo.
2. Dua Burung Enggang: Burung Enggang (hornbill) adalah simbol sakral dalam budaya Dayak, melambangkan kebijaksanaan, kekuatan, dan hubungan spiritual dengan alam.
3. Bungai Terung dan Tali Nyawa: Di bagian atas lambang terdapat simbol "Bungai Terung" dan "Tali Nyawa". Tali Nyawa sendiri melambangkan kehidupan, kelahiran kembali, dan persatuan, nilai-nilai penting bagi komunitas Dayak
4. Jabat Tangan di Bagian Bawah: Simbol jabat tangan melambangkan kerjasama dan solidaritas di antara berbagai suku Dayak.
5. Moto “Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata”: “Adil Ka’ Talino” berarti berbuat adil kepada sesama manusia, “Bacuramin Ka’ Saruga” yang berarti bercermin kepada surga dan juga “Basengat Ka’ Jubata” yang berarti bernapas untuk Tuhan atau berserah kepada Tuhan.
Jadi, pada kesimpulannya, Dayak International Organization (DIO) berfungsi sebagai organisasi yang sangat penting bagi orang dayak di Borneo dalam memperjuangkan keadilan dan hak budaya bagi komunitas Dayak di Borneo yang meliputi Kalimantan, Sabah dan Sarawak di Malaysia dan sebagian kecil di Brunei. DIO sangat penting untuk membangun sistem peradilan terpadu yang menangani kebutuhan dan hak-hak khusus masyarakat Dayak di Borneo. Sistem ini sangat penting untuk memastikan bahwa identitas budaya dan hak-hak hukum masyarakat Dayak diakui dan dilindungi dalam konteks sosial-politik yang lebih luas meskipun DIO terus menghadapi berbagai tantangan yang memengaruhi efektivitas dan jangkauannya. Namun, mengatasi tantangan yang ada sangat penting bagi organisasi DIO untuk mencapai tujuannya dan membuat dampak yang awet.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI