Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Kompasianer Terpopuler 2024

"Menggapai Angan di Tengah Badai"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencari Musuh... Gampang, Pancing Emosinya

13 Oktober 2025   08:30 Diperbarui: 13 Oktober 2025   08:30 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari musuh gampang, tinggal pancing emosinya. (Sumber foto: Jandris_Sky/Artificial intelligence)

Mencari Musuh... Gampang!

Pancing Emosinya. 

Mencari Kawan Tidak Mudah

Pernah nggak sih kamu merasa, zaman sekarang kok orang gampang banget marah? 

Salah sedikit, langsung baper. Disenggol dikit, langsung tersinggung. Kadang cuma salah paham kecil di chat, bisa jadi perang dingin berhari-hari. 

Padahal kalau dipikir-pikir, mencari musuh itu gampang banget cukup pancing emosinya. Tapi, mencari kawan sejati? Nah, itu dia yang susahnya minta ampun.

Dalam hidup, kita pasti ketemu banyak orang. Di sekolah, di tempat kerja, di lingkungan sekitar, bahkan di dunia maya. 

Tapi nggak semua orang yang akrab sama kita bisa disebut teman sejati. 

Ada yang datang hanya saat senang, ada yang ikut ramai saat suasana ceria, tapi menghilang begitu masalah datang. 

Makanya, pepatah "mencari musuh gampang, mencari teman sejati sulit" itu bukan cuma kata-kata bijak, tapi kenyataan hidup yang kita hadapi setiap hari.

Coba deh lihat di media sosial. Sekarang orang gampang banget "bermusuhan" hanya karena beda pendapat. 

Entah soal politik, hobi, atau bahkan hal sepele kayak cara makan bubur diaduk atau nggak diaduk. 

Emosi cepat naik, kata-kata kasar bertebaran, dan ujung-ujungnya saling blokir. 

Kadang kita lupa, bahwa di balik layar ada perasaan orang lain yang juga manusia. Satu komentar tajam bisa memutus hubungan baik yang sudah lama terjalin.

Tapi anehnya, mencari kawan sejati yang benar-benar bisa memahami kita tanpa syarat justru jauh lebih sulit. 

Teman sejati bukan sekadar orang yang selalu setuju dengan kita, tapi yang bisa menegur dengan cara baik saat kita salah, yang tetap bertahan meski kita sedang dalam kondisi terburuk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun