Pernahkah kamu membayangkan kalau kulit jeruk yang biasanya cuma kita buang begitu saja, ternyata bisa berubah jadi pupuk organik cair yang super bermanfaat untuk tanaman?Â
Yap, inilah salah satu inovasi cerdas berbasis ekonomi sirkular yang bisa jadi solusi nyata untuk mengatasi masalah sampah makanan, khususnya dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kalau kita lihat data, masalah sampah memang sudah ada di depan mata.Â
Berdasarkan laporan Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN), pada tahun 2024 timbulan sampah di Indonesia mencapai 27,28 juta ton, dan hampir 38,94% di antaranya adalah sampah makanan.Â
Angka ini tentu bikin kita geleng-geleng kepala. Bayangkan saja, hampir separuh dari timbulan sampah kita isinya cuma sisa makanan!
Dan yang lebih bikin miris, per 17 April 2025, jumlah timbulan sampah meningkat jadi 33,621 juta ton per tahun. Dari angka ini, sekitar 39,91% tidak terkelola alias numpuk begitu saja.Â
Kalau dihitung, itu setara dengan 13,417 juta ton sampah yang mengendap tanpa pengelolaan tiap tahunnya.Â
Bisa kebayang kan gimana dampaknya buat lingkungan kalau terus dibiarkan?
Nah, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang niatnya baik untuk mendukung kesehatan masyarakat ternyata juga menyumbang potensi timbulan sampah makanan yang nggak kecil.Â
Hitungannya bisa mencapai 2.400 ton per hari atau sekitar 624 ribu ton per tahun. Kalau tidak dikelola dengan baik, program ini malah bisa jadi bumerang.
Di sinilah konsep ekonomi sirkular hadir sebagai jawaban.Â
Alih-alih sampah berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), limbah makanan dari MBG bisa diolah kembali jadi sesuatu yang bermanfaat.Â