Kedua, menyediakan pupuk organik murah dan mudah didapat untuk petani, terutama di daerah rawan bencana.Â
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan biofertilizer eceng gondok mampu meningkatkan struktur tanah, memperbaiki kapasitas serap air, dan menstimulasi pertumbuhan mikroorganisme tanah yang bermanfaat.
Rehabilitasi Lahan Pertanian Pasca-Banjir
Pasca-banjir, lahan pertanian biasanya mengalami kerusakan fisik dan kimia. Struktur tanah menjadi padat, kandungan oksigen menurun, dan banyak unsur hara yang hanyut terbawa arus.Â
Penggunaan biofertilizer dari eceng gondok dapat mempercepat proses rehabilitasi lahan dengan cara meningkatkan kembali kandungan organik dan aktivitas biologis tanah.Â
Hal ini sangat penting dalam menjaga produktivitas lahan, terutama untuk petani kecil yang terdampak langsung dan memerlukan solusi cepat dan terjangkau.
Di beberapa daerah seperti Demak (Jawa Tengah), Banjarbaru (Kalimantan Selatan), dan Tulang Bawang (Lampung), program pemberdayaan masyarakat dalam memanfaatkan eceng gondok untuk pupuk telah berhasil membantu petani memulihkan lahan mereka.Â
Selain meningkatkan hasil panen, para petani juga merasakan penurunan biaya produksi karena tidak lagi bergantung sepenuhnya pada pupuk kimia.
Mendukung SDG 13 dan SDG 15
Pemanfaatan eceng gondok sebagai biofertilizer memiliki kontribusi langsung terhadap dua tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), yaitu:
1. Penanganan Perubahan Iklim.
Biofertilizer dari eceng gondok membantu mengurangi emisi karbon dari sektor pertanian dengan menekan penggunaan pupuk anorganik berbasis fosil.Â
Selain itu, pengelolaan eceng gondok mencegah pelepasan gas metana dari pembusukan tanaman yang menumpuk di perairan.