Limbah kulit singkong yang dulu dianggap tak berguna ternyata memiliki banyak potensi tersembunyi.
Ketika mendengar nama "Mbah Kingkong", mungkin sebagian orang langsung membayangkan tokoh fiksi berwujud besar dan kuat.Â
Namun, di balik nama yang nyentrik ini, ternyata tersimpan sebuah inovasi hebat yang berasal dari limbah dapur sehari-hari: kulit singkong.Â
Melalui tangan-tangan kreatif dan kepedulian terhadap lingkungan, kulit singkong yang biasa dibuang begitu saja kini disulap menjadi kertas biodegradable yang ramah lingkungan dan bernilai guna tinggi.
Kulit Singkong: Limbah yang Ternyata Kaya Manfaat
Singkong adalah salah satu sumber pangan utama di Indonesia. Hampir semua daerah mengenal dan mengonsumsi singkong dalam berbagai bentuk olahan.Â
Namun, yang sering terlupakan adalah kulitnya. Setiap kali singkong dikupas, limbah kulitnya menumpuk dan jarang dimanfaatkan secara optimal.Â
Padahal, menurut penelitian, kulit singkong mengandung 59,31% selulosa, yaitu senyawa utama dalam pembuatan kertas.Â
Kandungan selulosa yang cukup tinggi ini membuat kulit singkong menjadi bahan baku alternatif yang potensial untuk menggantikan kayu dalam industri kertas.
Di sinilah Mbah Kingkong muncul sebagai solusi inovatif.Â
Bukan hanya memanfaatkan limbah menjadi barang berguna, tetapi juga memperkenalkan cara berpikir baru: menghargai sisa, merawat lingkungan, dan menciptakan nilai tambah dari yang dianggap remeh.