Wah, judulnya provokatif sekali, jangan-jangan ini ajakan untuk menjadi gagal yang dibungkus dengan pemanis yang legit.
Tidak kawan, ini hasil dari permenungan yang lama dan dalam, bahwa untuk menjadi sukses sama sekali tidak ada gunanya membaca kisah sukses orang lain.
Mengapa demikian?, karena jalan sukses masing-masing orang berbeda. Jika jalannya saja sudah berbeda apa gunanya membaca kisah sukses orang lain?. Logikanya, tidak begitu bermanfaat.
Membaca kisah sukses Bill Gates - disodorkan disana bagaimana ia ketika sebagai seorang mahasiswa tergila-gila dengan coding, bahkan makan dan tidurpun tak lagi mengikuti kehidupan normal orang biasa.
Dan selalu kita disodorkan dengan jargon-jargon seperti kita harus sabar, kita harus tekun dan kita harus fokus. Sepertinya kalau untuk belajar hal itu tidak perlu jauh-jauh membaca dan menghabiskan uang untuk mendengarkannya.
Cukup kita lihat kehidupan para petani di desa, mereka sabar, mereka tekun dan mereka fokus pada sawah-sawah mereka, bahkan kadang itu adalah sawah garapan bukan milik sendiri.
Atau pergilah ke pasar-pasar tradisional, perhatikan para pedagang yang sudah uzur berjualan makanan, mereka sudak puluhan tahun berjualan - mereka sabar, mereka tekun dan mereka fokus.
Karakter yang sama, tapi memberikan hasil yang berbeda. Pasti ada yang salah dari pengertian-pengertian itu jika dijadikan landasan untuk menjadi orang sukses.
Kembali ke Bill Gates, pernahkah diungkap kepada masyarakat umum bahwa titik balik kehidupan Bill Gates menjadi sukses, setelah keberhasilan orang tuanya - terutama ibunya, yang berhasil melobi para petinggi IBM agar menggunakan sistem operasi yang dibuat oleh Bill Gates?. Sepertinya tidak.
Padahal kita tahu, dengan dicangkokkannya sistem operasi besutannya di perangkat IBM, jalan sukses Bill Gates tak lagi bisa dibendung sesudahnya.