Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Financial

Amankah Uang Digital untuk Lansia?

15 Mei 2021   10:48 Diperbarui: 15 Mei 2021   10:51 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak lama lagi kita sudah tidak akan merasakan lagi uang dalam bentuk kertas seperti yang kita kenal selama ini. Dunia beramai-ramai sudah memulai untuk memakai uang digital. Bahkan Uni Eropa jika tidak ada halangan, bank sentralnya akan mengeluarkan uang digital pada tahun 2025.

Ya, kalau mereka sudah mulai ditahun itu - kurang lebih Indonesia akan juga melakukannya paling lama ditahun 2030. Karena bila tidak beralih ke uang digital, kita akan kesulitan untuk berinteraksi dengan mereka.

Dengan diberlakukannya uang digital, akan ada segudang pertanyaan-pertanyaan di kepala kita orang awam. Mulai dari pertanyaan yang ringan hingga yang membutuhkan ahli untuk menjawabnya.

Pertanyaan sederhana pertama: bagaimana mengamankan uang digital kita dari pencuri dan orang jahat?. Pertanyaannya sederhana sekali, tapi menjawabnya bisa menghabiskan berpuluh halaman dan ribuan jam kerja para ahli.

Bagaimana kalau tiba-tiba di jalan kita di todong oleh penjahat, dan dipaksa untuk mentransfer semua uang digital kita yang ada direkening ke rekening penjahat tadi?. 

Jika kita di todong oleh penjahat saat ini, mungkin dia hanya menguras uang yang ada didompet saja. Kalaupun dipaksa untuk ke ATM itupun masih bisa dibatasi kerugiannya - karena setiap kartu pasti memiliki jumlah batasan untuk transfer dan tarik tunai.

Pertanyaan sederhana kedua: untuk mereka yang sering bepergian keluar negeri dan ingin menyimpan uang sisa perjalanan  dalam bentuk dollar atau euro, bagaimana cara menyimpannya?.

Untuk saat ini, mereka tinggal menyimpannya saja di laci, dan jika ingin berangkat tinggal diambil dan dipergunakan. Sederhana sekali.

Nah ini yang bikin pusing. Bagaimana caranya kita di Indonesia bisa mensosialisasikan uang digital ini kepada seluruh penduduknya.

Sebagaimana kita tahu, penduduk kita sangat beragam - dalam tingkat pendidikan, budaya dan sosialnya. Ini bukan pekerjaan yang ringan dan gampang. Contohnya adalah uang kertas dengan nilai 75.000 baru. Baru-baru ini heboh di sosmed, karena ada tukang sate yang tidak mau menerima uang tersebut, karena dia tidak merasa bahwa itu adalah uang yang asli. Mungkin belum pernah melihat atau mendengar bahwa Bank Indonesia sudah mengeluarkan pecahan baru untuk alat bertransaksi.

Lalu paling akhir: bagaimana kalau pemegang uang digital itu lupa dengan kata sandi yang diperlukan untuk menarik dan memidahkan dananya?. Biasalah kalau sudah lansia semua hampir perlu dicatat karena cepat lupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun