Aneh juga rasanya ketika berkata jujur dan yang sebenar-benarnya tapi dianggap berbohong dan berkata tidak benar. Hal seperti ini pasti pernah dialami oleh sebagian dari antara kita yang membaca tulisan ini. Berkata jujur pun terkadang dianggap sebagai pembual dan hanya pintar memutar balikkan fakta yang menurut orang lain salah, tapi menurut kita benar atau sebaliknya.
Pengalaman seperti ini pernah penulis alami saat mendapat penugasan dari kantor untuk bertemu dengan seseorang menindaklanjuti kerjasama dalam beberapa hal.
Baca juga :Susahnya Menjadi Orang Jujur di Zaman Sekarang
Pihak kantor sudah membuat janji ketemu pukul 14.00 WIB di kantor yang bersangkutan. Saat perjalanan menuju kantor rekanan ini, saya menggunakan moda transportasi mobil dan bertepatan pada waktu itu suasana di kota lalulintasnya lumayan padat dan sedikit agak macat.
Setengah jam sebelum sampai ke tujuan, ban mobil belakang sebelah kiri bocor dan terpaksa harus berhenti untuk menggantikannya dengan ban serap yang ada.
Tak mau jadwal pertemuan jadi membingungkan klien, saya langsung menelepon dan memintanya untuk menunggu sampai pukul 15.00 WIB dan memberitahu alasan kenapa sampai terlambat datang bertemu klien. Dengan nada sedikit kecewa, klien berjanji akan menunggu saya sampai pukul 15.30 WIB.
Baca juga : Jangan Jadi Orang Jujur
Dalam rentang waktu melakukan pemasangan kembali ban mobil, saya ditelepon oleh atasan saya dan dinyatakan melalaikan tugas karena tak kunjung bertemu klien. Padahal, klien yang mau ditemui sudah sepakat akan menunggu saya sampai permasalahan ban bocor bisa saya atasi.
Atasan saya waktu itu merasa kecewa karena tidak bisa menjalin hubungan baik. Keesokan harinya saya disuruh menghadap atasan dan menjelaskan apa alasan kenapa jadi terlambat bertemu klien.
Eng...Ing....Eng....saat bertemu dengan atasan saya mengemukakan alasan yang sebenarnya dan sejujur-jujurnya kepada pimpinan. Alasan saya tidak terima dan saya dianggap telah berbohong karena sengaja mengulur waktu untuk bertemu klien.
Dengan alasan yang sebenarnya, saya tetap dianggap telah berbohong dan kurang menghargai klien. Setelah mendapat surat peringatan, saya angkat bicara lagi sama pimpinan saya dan melawannya dengan suara keras. Karena saya tidak terima diperlakukan seperti itu.