Banjarmasin, 8 Oktober 2023 - Kabut asap kembali merajalela di sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan, terutama di daerah yang berbatasan dengan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Kabut asap ini disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah tersebut.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kabut asap di Kalimantan Selatan disebabkan oleh kondisi angin yang lemah dan kelembapan udara yang rendah. Kondisi ini membuat asap dari kebakaran hutan dan lahan sulit untuk terbawa oleh angin dan terdispersi ke udara.
Akibat kabut asap ini, jarak pandang di sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan menjadi terbatas. Hal ini dapat mengganggu aktivitas masyarakat, seperti transportasi dan aktivitas sehari-hari.
Selain itu, kabut asap juga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Masyarakat yang menghirup asap kabut asap dapat mengalami gangguan pernapasan, seperti batuk, pilek, dan sesak napas.
Untuk mengantisipasi dampak kabut asap, pemerintah daerah di Kalimantan Selatan telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada. Masyarakat diimbau untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan dan menghindari aktivitas di luar ruangan jika kondisi kabut asap sangat pekat.
Berikut adalah beberapa tips untuk menghindari dampak kabut asap:
- Gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
- Hindari aktivitas di luar ruangan jika kondisi kabut asap sangat pekat.
- Bersikaplah tenang dan tidak panik.
- Minum air putih yang cukup untuk menjaga hidrasi tubuh.
- Jika mengalami gangguan pernapasan, segera periksakan diri ke dokter.
Pemerintah juga telah melakukan upaya untuk mengatasi kabut asap, antara lain dengan melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan, menyebarkan informasi kepada masyarakat tentang bahaya kabut asap, dan mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan.
