Mohon tunggu...
Rijal Zulkarnaen
Rijal Zulkarnaen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Conten Writer | Ingin menjadi jurnalis | Ingin menjadi sosiolog.

Dalam beberapa hal, saya tentunya melakukan kesalahan, tolong ingatkan saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Artificial Intelligence (AI) Dalam Kaca Mata Sosiologi

19 Februari 2023   05:07 Diperbarui: 19 Februari 2023   10:07 1714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artificial Intelligence (AI) telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan manusia. AI memungkinkan mesin untuk memproses informasi dan belajar dari data, membuat keputusan, dan bahkan melakukan tugas-tugas yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia.Seperti halnya teknologi baru lainnya, pengenalan AI juga memerlukan pandangan sosial yang komprehensif untuk memahami dampaknya pada masyarakat dan lingkungan.

Dalam perspektif teori sosiologi, AI dapat dianalisis menggunakan beberapa teori utama, seperti teori sistem sosial, teori konflik, dan teori interaksi sosial.

Teori-teori ini dapat membantu memahami bagaimana AI beroperasi dalam masyarakat, bagaimana dampaknya pada interaksi sosial dan kehidupan kerja, dan bagaimana teknologi ini mempengaruhi struktur sosial.

Salah satu teori sosiologi yang relevan untuk memahami AI adalah teori sistem sosial.

Teori ini menganggap masyarakat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari berbagai elemen yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Dalam perspektif ini, AI dapat dilihat sebagai elemen yang mempengaruhi sistem sosial secara signifikan.

AI digunakan dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, industri, dan pemerintahan. Teknologi ini dapat membantu mempercepat produksi dan memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, dan bahkan membantu mengoptimalkan kebijakan publik.

Namun, penggunaan AI juga dapat memicu beberapa tantangan sosial. Dalam pandangan teori konflik, pengenalan teknologi AI dalam beberapa kasus dapat mengurangi pekerjaan manusia dan mengubah struktur ekonomi dan sosial secara signifikan.

Hal ini dapat memicu konflik antara pemilik modal dan tenaga kerja yang mungkin akan kehilangan pekerjaan karena adopsi teknologi ini.

Di sisi lain, teknologi ini juga dapat memungkinkan pekerjaan yang lebih produktif dan mengurangi beban kerja, sehingga memicu konflik antara kelompok yang memperoleh manfaat dari teknologi dan kelompok yang tidak.

Teori interaksi sosial juga dapat digunakan untuk memahami bagaimana AI mempengaruhi interaksi sosial.

AI memungkinkan orang untuk berinteraksi dengan teknologi dalam cara yang sebelumnya tidak mungkin, seperti memerintahkan asisten virtual, berinteraksi dengan chatbot, dan menggunakan teknologi AR/VR. Dalam beberapa kasus, teknologi ini dapat mempengaruhi cara orang berinteraksi dengan dunia nyata, baik secara positif maupun negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun