Mohon tunggu...
Epetebang
Epetebang Mohon Tunggu... Wiraswasta - untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

credit union, musik, traveling & writing

Selanjutnya

Tutup

Money

Peluang Credit Union di Era Kenormalan Baru

29 Desember 2020   17:55 Diperbarui: 29 Desember 2020   18:18 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ternak, salah satu usaha andalan anggota credit union juga terdampak covid19 (foto: cu stella maris)

Para anggota, sukarelawan dan aktivis credit union; ibu, bapak, imam, pastor, pendeta, Ustadz, bruder, suster: pengurus, pengawas, penasihat, komite, staf yang mendedikasikan dirinya untuk pemberdayaan, perbaikan nasib rakyat kecil melalui gerakan credit union di seluruh nusantara.

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan, Sang Maha Agung, atas semua anugerah yang kita terima, sehingga kita bisa melalui masa yang sangat sulit di tahun 2020 ini akibat virus corona covid19 yang meluluhlantakkan seluruh sendi kehidupan manusia di planet bumi ini.

Sampai artikel ini ditulis (29/12 pukul 17.00 wib), di Indonesia virus ini sudah menyerang 719.000 orang; 21.452 orang meninggal dan 590.000 sembuh. Di seluruh dunia sudah 81,2 juta orang dinyatakan positif: 45,9 juta orang sembuh dan 1,77 juta orang meninggal.

Bahkan di pekan perayaan Natal tahun ini, masyarakat dunia dikejutkan dengan adanya temuan varian baru dari virus covid19 yang membuat sejumlah negara menutup diri, menutup negaranya.

 Meski di penghujung tahun 2020 sudah ada vaksin virus covid19 dan mulai disuntikkan kepada manusia, namun tidak ada satu pun ahli, lembaga yang bisa memprediksi kapan pandemi ini akan berakhir. Umat manusia mesti hidup dalam tatanan baru yang disebut kenormalan baru.

Dampak pandemi ini juga sangat dirasakan koperasi credit union. Akibat usaha, aktivitas ekonomi terhenti, maka pendapatan anggota juga menurun bahkan berhenti. Karena pendapatan turun, maka pinjaman di credit union tidak bisa dibayar, kalau pun dibayar tidak bisa penuh. 

Tabungan juga stagnan,bahkan berkurang karena anggota lebih memilih menarik tabungannya untuk sejumlah keperluan daripada meminjam karena jika pinjam akan kesulitan mengembalikannya.

Akibat pembayaran kredit macet, maka pendapatan credit union (CU) juga menurun. Akibat pendapatan menurun, maka otomatis sejumlah program, aktivitas di CU harus ditiadakan, direvisi dan dicari metode lain untuk efisiensi biaya.

Tentu para aktivis CU di berbagai daerah, sesuai karakteristik masyarakat/anggotanya, menemukan terobosan, upaya-upaya agar CU tetap berjalan, meski haru diakui tidak maksimal. Dalam tahun depan, CU (para aktivisnya terutama) harus mampu beradaptasi dengan era new normal ini. Tantangan ke depan makin berat.

Saya kutip laporan terbaru Filene Research Institute (2020) tentang "Koperasi Kredit dan Virus Corona" mengidentifikasi empat area yang harus menjadi fokus utama credit union dalam jangka panjang agar tetap bertahan (www.cutimes.com; Impacts & Implications of the COVID-19 Crisis for Credit Unions).

Pertama, mendukung anggota, berkomitmen penuh pada anggota CU. Kedua, membuat kesejahteraan anggota sebagai nilai yang utama CU. Ketiga, berinovasi dan berkembang dengan layanan digital. Keempat, meningkatkan efisiensi operasional sambil mengembangkan sumber-sumber pendapatan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun