Mohon tunggu...
Jalak Paningal
Jalak Paningal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sanggahan Ciri-ciri Warung Pakai Pesugihan

17 Januari 2017   17:15 Diperbarui: 3 September 2018   11:56 2318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagi anda yang gerah pada isu ciri ciri warung pakai pesugihan dan kita kita yang suka ngiras/jajan makan diluar rumah atau hobi wisata kuliner pastinya pernah membaca atau sekedar mendengar isu isu tersebut *ciri ciri warung makan atau restoran yang memakai jasa pesugihan atau memakai jasa hantu/jin peludah (idih), nah kali ini nih gue kaga bakal bahas buat ngedukung atau cuman sekedar buat nakut nakutin kita kita yang suka ngiras atau kuliner.. jadi baca sampai selesai ya karna ada tips tips ringan buat mengenali dan menjaga diri dari pengaruh gaib negatif.

Langsung akan saya bawakan beberapa ciri rumah makan ataurestoran yang katanya memakai jasa pelarisan atau pesugihandan bla bla bla lainya termasuk hantu peludah atau jin peludah (idih lagi), inilah beberapa daftar ciri cirinya:

1. Jika itu restoran biasanya ada toilet dekat dapur yang tak boleh dimasuki oleh siapapun kecuali oleh pemilik restoran, sebab didalam ruangan tersebut ada orang tua yang kakinya dimasukkan kedalam air buat nanti dijadikan campuran kuah atau merebus makanan.

Nah disini pasti biasanya saja sudah jijik dan banyak yang menelan gosip murahan ini dipercaya utuh utuh padahal kan kadang itu restoran ada beberapa kamar kecil/toilet yang bagian dalam deket dapur buat pekerja atau rumah pribadi jikaitu ruko dan tentunya ada toilet diluar yang khusus untuk pengunjung.

Dan tidak sedikit pula sebuah restoran menengah kebawah malah kamar kecilnya hanya satu dan tidak iijinkan pembeli untuk memakainya kecuali meminta ijin, dan isu orang tua yang memasukan kaki kedalam air yang akan dicampur ke masakan itu sangat kejam dan mengada ada sekali, bagaimana ia bisa tau ada orang tua didalam kamar kecil yang tidak pernah dimasuki danbagaimana juga seorang tua bisa berlama lama dalam kamar mandi pengap kecil dekat dapur dan tau sendiri kamar mandi dekat dapur itu seperti apa kondisinya jika di rumah makan
(lagipula katanya tidak boleh dimasuki kok ada yang tau sampai sedetail itu).

2.Jika makan di warung pinggir jalan maka biasanya pemilik tidak memperbolehkan pembeli untuk membuka periuk wadah makanan dan hanya penjual yang boleh membukanya, apalagi pembeli mengambil sendiri.

Nah ini tambah ngawur sekali, selama saya jajan makan dipinggir jalan dari daerah jakarta, rangkas bitung, jogja, solo sampai ponorogo itu nek pembeli yo tidak boleh asal masuk tempat penjual dan membuka mbuka wadah makanan seenak udel dan ngambil sendiri tanpa takaran jelas, ini sudah sangat (aduh apa ya) kebangeten ngibulnya, kecuali anda makan di warteg atau prasmanan maka sangat boleh nunjuk nunjuk dan tempat makanan memang disajikan terbuka malah kalau prasmanan memang disuruh mengambil sendiri. Beda kalo makanan yang sudah terkonsep semacam gudeg, nasi uduk atau opor sayur dan soto apa iya pembeli boleh mengambil sendiri dan sesuai takaran porsi yang seharusnya, nek begitu bisa bisa banyak warung merugi.

3.Warung pinggir jalan yang memakai penglaris biasanya tempat cuci piringnya dan bersih bersih tidak terlihat oleh pengunjung.

Ya ya ya… siapa juga yang pengen sambil makan eh disuguhi orang cuci piring dan buang buang makanan sisa dilantai? emang ada gitu yang tega hahahahha…

Secara kebersihan saja dan kelayakan serta kepatutan memang harusnya tempat bersih bersih itu ya tidak terlihat oleh pengunjung/pembeli dan itu bukan hanya berlaku pada warung makan kecil atau pinggir jalan, emang pernah liat restoran gede gitu cuci cuci piringnya keliatan oleh pengunjung?

4.Kalau dibawa pulang makanan nggak enak dan cepet berair kayak basi, rasanya berubah drastis dan bila dimakan ditempat akan terasa enak, plus nek dibacakan doa doa rasanya akan berubah seperti aslinya…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun