Kereta akhirnya datang, dan Ifa menggendong Aira untuk naik ke gerbong.
Sepanjang perjalanan, Ifa tak melewatkan kesempatan untuk mengajarkan hal-hal kecil pada Aira.
"Ini adalah sawah, lihat betapa hijau warnanya," kata Sofi sambil menunjuk ke luar.
"Di sana ada sungai, tempat air mengalir," lanjutnya dengan senyum.
 Aira mendengarkan dengan penuh perhatian, matanya berbinar, kadang bertanya, "Kenapa airnya banyak, Ma?"
Ifa menjawab sabar, memanfaatkan perjalanan ini untuk memperkenalkan dunia kepada anaknya, dunia nyata, bukan hanya dari layar gadget.
Ifa menyadari, ia bukanlah Kartini besar yang terukir dalam sejarah. Namun, lewat setiap langkah keberaniannya mengajak Aira mudik, dan kesabarannya mengatasi tantangan kecil yang datang, ia menjadi Kartini dalam perjalanan hidupnya yang sederhana. Membangun dunia yang lebih luas untuk anaknya, langkah demi langkah.
Menjadi perempuan kuat bukan soal seberapa dunia melihatmu, melainkan tentang seberapa besar perhatianmu dalam membangun dunia kecil yang penuh cinta untuk orang yang kamu sayangi.
Mendengar ceritanya, aku benar-benar kagum. Di tengah semua keterbatasan dan kesedihan, ia tetap berani melangkah, menghadapi perjalanan panjang sendirian bersama anak kecilnya. Benar-benar sosok Kartini masa kini, kuat, mandiri, dan penuh cinta untuk keluarganya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
