Mohon tunggu...
Jainal Abidin
Jainal Abidin Mohon Tunggu... Wiraswasta - jay9pu@yahoo.com

Wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cerita Lebaranku Dulu dan Sekarang

10 Mei 2023   08:01 Diperbarui: 10 Mei 2023   08:03 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ketiga lebaran, kami berkunjung kerumah saudara dari keluargaku. Rencanaya kami akan bersilaturrahmi ke lima sampai sepuluh rumah saudara.

Aku memiliki keponakan yang berumur 2 tahun. Rumahnya di desa seberang. Ayahnya bekerja menjadi TKI di malaysia. Sudah 2 lebaran ini dia tak pulang. Rumahnya menjadi tujuan pertama karena paling dekat.

Pada waktu aku mengucapkan salam, keponakanku itu yang menyambut. Dengan tertatih-tatih ia menyongsongku. Aku menyodorkan tangan untuk mengajak salaman dan menggendongnya. Tak kusangka ia tak menangis. Padahal sudah hampir setahun aku tak melihatnya. Terakhir, hari raya sebelumnya aku bertemu ia belum bisa berjalan.

Aku senang karena keponakanku elon sama aku. Aku mengajak ia jalan-jalan di luar rumah. Sedang istriku berbincang-bincang dengan ibunya. Sang-ibu menguatkan istriku dengan cerita pengalaman nikah sampai memiliki anak.

Setelah beberapa lama, aku kembali ke dalam rumah dengan menggendong keponakanku. Ketika mau pamit, si-ponakan tak mau melepaskan gendongannya. Ia menangis sejadi-jadinya waktu aku serahkan ke ibunya. Katanya aku ayahnya. Aku menjadi iba melihatnya.

Aku dan istriku akhirnya mengalah. Jadilah seharian kami silaturahmi hanya satu rumah. Karena menunggu keponakanku sampai tertidur lelap. Alhamdulillah, walau hanya sehari kuanggap adalah demontrasi untuk menjadi ayah sesungguhnya. Semoga merupakan jalan agar aku dan istriku segera memperoleh amanah dariNya! 

Cerita Lebaranku Tahun ini, Lebaran 2023....


Sehari Jadi di Rumah

Anakku sudah berusia 2 tahun pada lebaran tahun ini. Pada anak usia ini ritme tidurnya tidak teratur. Biasanya bangun siang dikarenakan tidurnya yang larut malam.

Tidak terkecuali malam takbiran. Anakku tidak bisa tidur karena nuansa takbir. Rasa senang menggebu sepertinya akan membuatnya tidur larut malam.

Benar saja jam 1 malam anakku baru bisa tidur. Bisa dipastikan besok jika akan salat idul fitri anakku belum bangun. Dengan sedikit rewel, istriku mampu memaksa anakku untuk memandikan dan memakaikan baju baru hari rayanya.

Setelah aku selesai bersih-bersih dan mandi akupun persiapan ke masjid. Aku mengajak anakku untuk ikut salat Id di masjid. Selesai salat, ternyata anakku sudah molor tidur beralas sajadah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun