Mohon tunggu...
Jaka Bonar
Jaka Bonar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Strategi Kampanye di Indonesia Bisa Menggunakan "Big Data Analytics"

26 Oktober 2018   15:19 Diperbarui: 28 Oktober 2018   10:04 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Social Media merupakan issue yang sangat hangat diperbincangkan dalam berbagai bidang, salah satunya pemerintahan dan juga eknonomi, karena perkembangan yang terjadi dalam social media dapat menjadi acuan atau bahkan dapa mempengaruhi kejadian yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang.

Sesuai yang dikatakan gartner mengenai Big Data "high-volume, high-velocity and high variety information assets that demand cost-effective, innovative forms of information processing form enchanced insight and decision making" . Big data merupakan data yang memiliki volume yang sangat besar, memiliki velocity yang tinggi, dan verietas informasu yang tinggu pula, sehingga dibutuhkan suatu bentuk pemrosesan untuk meingkatkan pengetahuan dan pengembilan keputusan. Dan itulah yang dibutuhkan dalam intelijen bisnis.

 Terdapat beberapa tahapan dalam proses data yang dapat diambil adalah data, information, knowledge dan wisdom dalam penggunaan informasi dan knowledge tersebut. Sistem informasi itu sendiri seperti yang sudah dijelaskan dalam intelijen bisnis adalah untuk melakukan pengambilan informasi dari data di masa lalu, untuk menempilkan informasi.

Social media merupakan sumber data yang sangat besar dan memiliki perubahan yang kontinu dan sangat singkat rentang waktu perubahannya juga memiliki relevansi yang cukup besar untuk berbagai bidang. Dalam 60 detik terdapat jutaan perubahan yang terjadi dalam social media, sehingga data yang dapat digunakan didalam social media sangat massive. 

Dan sangat banyak hal yang menjadi issue didalam social media dari berbagai bidang, dari mulai ekonomi, politik, agama hingga olahraga, dan data tersebut dari berbagai social network yang ada yang memberikan akses terhadap masing-masing system untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dari mulai beberapa informas akun yang dibuka oleh masing-masing user (diizinkan untuk di share) hingga informasi timeline mengenai posting dari setiap akun.

Sehingga potensi penerapan big data dan analisis terhadap data yang diproses sangat besar dan bernilai. Banyak organisasi bahkan industry yang menggunakan analisis social media sebagai acuan prediksi apa yang akan terjadi pada suatu tujuan atau bahkan pasar (market). Sehingga hasil analisis yang dilakukan dari social media ini sangat bermanfaat dan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan sehingga bisnis dari suatu organisasi akan lebih memiliki intelijen dan dapat melakukan pengambilan keputusan yang tepat terutam untuk beberah langkah keputusan yang sangat vital dampaknya terhadap keberlangsungan bisnis organisasi tersebut.

Tanpa Facebook, Trump mungkin tidak akan menang, Theresa Hong, adalah salah satu otak utama di balik upaya digital kampanye Trump.

Penargetan iklan berbasis data di web sangat penting untuk kampanye politik apa pun. Terutama berlaku untuk pemilihan presiden, Kandidat harus mencapai jutaan pemilih. Orang-orang menggunakan media sosial sepanjang hari, dan ini adalah salah satu cara utama orang Amerika mendapatkan informasi mengenai politik mereka. Lebih dari $ 1,4 miliar dihabiskan untuk iklan online oleh kandidat dalam pemilu 2016.

Kampanye dan super PAC mendukung kandidat yang menuangkan uang ke iklan digital lalu disesuaikan untuk menargetkan demografi tertentu. Iklan daring dapat memukul himpunan orang tertentu karena mereka bergantung pada konstelasi data yang dikumpulkan dari aktivitas penjelajahan anda atau hal-hal yang anda sukai di Facebook, lokasi anda, data kartu kredit, koneksi pribadi dengan teman, dan potongan informasi lainnya.

Secara teori, pengumpulan data perusahaan ini dapat tunduk pada peraturan yang lebih ketat --- misalnya, mengenai jumlah waktu informasi pengguna yang dipegang.

Namun, karena politisi semakin bergantung pada iklan berbasis data dan penargetan mikro dari konstituen mereka untuk memenangkan pemilu, tidak mungkin AS akan pernah melihat undang-undang privasi atau peraturan platform internet besar yang berarti --- terlepas dari banyak alasan untuk bersikap skeptis tentang bagaimana mereka menggunakan data tersebut , belum lagi kemungkinan bahwa Facebook, Google, dan alat-alat penargetan data lainnya dimanipulasi oleh kekuatan yang didukung pemerintah Rusia dalam upaya untuk memecah belah dan membantu Trump memenangkan pemilihan.

Tahun 2010 yang memutuskan sumbangan kampanye adalah bentuk 'pidato politik.' Keputusan itu menghapus batasan pada jumlah perusahaan uang dapat membayar untuk mendukung seorang kandidat dan membuka pintu air ke limpahan uang yang tidak terhitung dalam kampanye, kebanyakan dari PAC super, yang merupakan komite yang diizinkan untuk membelanjakan sebanyak yang mereka inginkan untuk mendukung kandidat tertentu selama mereka jangan bekerja dengan politisi itu secara langsung. Namun, reformasi keuangan kampanye sangat sulit diberlakukan karena begitu uang mulai mengalir ke kampanye.

Begitupun di Indonesia, pemilu di Indonesia mungkin sangat membutuhkan big data untuk membantu kampanye. Big Data merevolusikan cara para politikus untuk memenangi seleksinya. Dan dalam hal tersebut, ia membawa dampak positif bagi masyarakat. Potensi big data yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal di Negara Indonesia, tidak seperti di Amerika, yang aktif menggunakan big data.

Big data dalam kampanye dapat berperan penting karena, akan menjadi lebih terukur dalam mengidentifikasi tipe tipe calon pemilih secara akurat, sehingga dapat menghasilkan data yang valid. Bayangkan jika dalam kampaye tidak digunakannya big data? Apakah hasilnya akan akurat? Mungkin iya, tapi akan memakan waktu yang sangat lama. Dengan menggunakan big data, memperoleh hasil tidak akan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Berhubung dengan Indonesia, Indonesia juga memiliki sebuah software bernama PAQUES, ini adalah singkatan dari Parallel Query System, yaitu Big Data Analytic Tool yang dapat mengolah data dalam jumlah yang besar dari berbagai sumber dengan variasi data berbeda baik yang terstruktur ataupun tidak. Keunggulan PAQUES sendiri adalah memiliki metodologi kerja yang di namai SECAV, yang terdiri dari search, extract, correlate, aggregate dan visualize.

Selain itu PAQUES dapat melakukan melakukan single query yang memberikan berbagai manfaat di berbagai level organisasi yang membutuhkan analisa big data. Yang paling membanggakan, aplikasi ini adalah satu-satunya aplikasi buatan anak bangsa yang memiliki kemampuan memroses data berbahasa Indonesia menggunakan teknologi Natural Language Processing (NLP).

Kali ini big data dalam bidang politik di Indonesia masih kurang dikarenakan kurang nya teknologi yang mendukung. PAQUES sangat berperan penting dalam bidang politik, selain dapat mengolah data dalam jumlah yang besar, dengan PAQUES kita juga bisa mendapatkan korelasi dan menghasilkan informasi yang berguna dengan cepat. Contohnya seperti pilpres dan pilkada.

Dengan demikian kampanye untuk pemilu sangat membutuhkan PAQUES untuk menghitung data dari berbagai sumber.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun