Mohon tunggu...
Muhammad Jainuri
Muhammad Jainuri Mohon Tunggu... Penulis. Conten Creator Digital

Seorang penulis dan editor yang bersemangat, dengan passion dalam menciptakan konten yang inspiratif dan informatif. Saya memiliki kemampuan untuk mengungkapkan pikiran dan ide melalui tulisan, serta memolesnya menjadi lebih sempurna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Hidup

4 Oktober 2025   11:54 Diperbarui: 4 Oktober 2025   11:54 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

merelakan seseorang yang kamu cintai, adalah proses panjang yang perlahan mengikis bahagia dalam dirimu. bukan karena cintamu kurang kuat, tapi karena semesta seolah tak pernah berpihak. kamu mencintainya sepenuh hati, kamu pernah berdoa dengan air mata yang jatuh diam-diam di malam hari, kamu pernah berharap setiap harinya hanya tentang dia, tapi pada akhirnya kamu harus sadar, bahwa tidak semua rasa layak diperjuangkan sampai habis-habisan. kamu mulai belajar menerima, walau hatimu menolak. kamu mulai berjalan menjauh, walau jiwamu ingin tetap tinggal. kamu mulai belajar tersenyum, di tengah luka yang tak pernah bisa kamu sembuhkan sendiri. setiap hari kamu berpura-pura tidak apa-apa, walau di dalam kepalamu namanya masih berisik, suaranya masih terngiang, senyumnya masih kamu ingat dengan jelas. kamu mencoba menghapus kenangan, tapi kenangan tak bisa kamu buang begitu saja. kamu mencoba mencintai orang lain, tapi tak ada yang mampu menggantikan tempatnya. kamu mencoba membenci, tapi hatimu tetap lembut jika bicara tentang dia. dan di antara semua itu, kamu tetap mencintai dalam diam, dalam jarak, dalam rindu yang tak bisa kamu tunjukkan. kamu belajar mengikhlaskan tanpa menghapus rasa, belajar menerima tanpa benar-benar rela, dan belajar berjalan sendiri tanpa arah yang jelas. dan mungkin inilah bentuk paling sunyi dari cinta, ketika kamu harus melepaskan seseorang yang kamu tahu, adalah satu-satunya yang ingin kamu genggam selamanya. kamu tetap berdoa agar dia bahagia, walau bukan denganmu. kamu tetap berharap dia baik-baik saja, meski kamu sendiri tidak pernah benar-benar baik semenjak kehilangan dia. dan akhirnya, kamu sadar, bahwa cinta bukan selalu soal memiliki, tapi soal keberanian untuk melepaskan, saat tetap bersamanya hanya membuatmu terluka lebih dalam setiap harinya. and yap finally kamu melihat dia sedang merayakan cinta barunyan. kamu sendirian disini mati matian mencari kesibukan kesana kesini hanya untuk melupakan semua kenangan saat itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun