Di era modern yang ditandai dengan pesatnya digitalisasi dan kemajuan teknologi, pada anak-anak khususnya tingkat sekolah dasar dengan penggunaan ponsel cerdas, internet, dan media sosial semakin tidak ada batasan. Era digital ini sangat memengaruhi karakter anak dan cara mereka belajar, bermain, dan bersosialisasi. Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat: bagaimana relevansi Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah dasar, dalam proses pembentukan karakter?
SD Negeri 003 Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, merupakan salah satu sekolah dasar di Kutai Timur yang masih menerapkan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Kepramukaan. Walaupun begitu, di tengah era digital ini, muncul keraguan khususnya orang tua siswa: bagaimana relevansi Pramuka benar-benar bermanfaat dalam pendidikan karakter bagi siswa sekolah dasar?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, esai ini akan mengkaji relevansi Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di SD Negeri 003 Muara Wahau di era digital dengan mempertimbangkan pandangan kepala sekolah, pembina, dan pembantu pembina Pramuka, serta wali siswa, sekaligus mempertimbangkan dampak positif, tantangan, dan strategi agar Pramuka tetap relevan di era digital.
Berdasarkan penuturan Dewi Puspita, S.Pd., pembina ekstrakurikuler Pramuka penggalang putri SD Negeri 003 Muara Wahau (komunikasi personal, 4 Oktober 2025), Lestari, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah, menyampaikan "Sebagai kepala sekolah SD Negeri 003 Muara Wahau, saya memandang bahwa kegiatan Pramuka tetap sangat relevan dan penting untuk dijadikan ekstrakurikuler wajib, meskipun kita hidup di era modern yang serba digital dan cepat berubah.
Pramuka bukan sekadar kegiatan baris-berbaris atau kegiatan luar ruang, tetapi sebuah wadah pembentukan karakter, yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik, terutama di tingkat sekolah dasar. Di tengah tantangan zaman, seperti pergeseran nilai, lunturnya rasa kebersamaan, hingga rendahnya kepedulian sosial, Pramuka hadir sebagai sarana untuk membentuk generasi yang berdisiplin, mandiri, bertanggung jawab, dan berjiwa kepemimpinan. Pramuka tetap relevan, bahkan sangat strategis sebagai pendidikan karakter yang sejalan dengan Profil Pelajar Pancasila, serta sebagai pendukung kurikulum merdeka yang menekankan pada pembelajaran holistik dan kontekstual. Sebagai kepala sekolah, saya berkomitmen untuk terus mendorong pelaksanaan kegiatan Pramuka yang adaptif, inovatif, dan menyenangkan bagi seluruh siswa kami." Saya sangat setuju dengan pernyataan kepala sekolah, karena saya percaya Pramuka masih memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa terutama di tingkat sekolah dasar. Melalui kegiatan Pramuka sebagai sarana pihak sekolah mampu membentuk siswa yang berdisiplin, mandiri, bertanggung jawab, dan berjiwa kepemimpinan. Penerapan Pramuka ewsebagai ekstrakurikuler wajib juga menjadi penunjang kurikulum merdeka yang diterapkan oleh sekolah.
Menurut Dewi Puspita Sari, S.Pd., pembina ekstrakurikuler Pramuka penggalang putri SD Negeri 003 Muara Wahau  (komunikasi personal, 4 Oktober 2025), "Pramuka menjadi pelengkap yang sangat penting bagi pendidikan karakter. Anak- anak butuh ruang untuk belajar secara langsung, bukan hanya lewat layar. Pramuka melatih mereka untuk jadi tangguh, disiplin, dan peduli sesama. Kegiatan ini dianggap sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian peserta didik." Beliau menegaskan melalui kegiatan kepramukaan, siswa tidak hanya dilatih kedisiplinan, kerja sama, dan kemandirian, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan kepedulian sosial yang masih sangat relevan dengan tujuan pendidikan dasar. Saya sependapat dengan pandangan ini, karena di era digital kebutuhan akan pendidikan karakter dan pembentukan kepribadian siswa sangatlah penting untuk menyeimbangkan antara kecerdasan akademis dan kecerdasan emosional.
Menurut Muhammad Aprilian Prasetyo, pembantu pembina ekstrakurikuler Pramuka siaga putra SD Negeri 003 Muara Wahau  (komunikasi personal, 5 Oktober 2025), "Menurut saya banyak perubahan karakter yang positif terhadap siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Pramuka wajib contohnya dalam bertutur kata yang sopan, peka terhadap lingkungan sekitar, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, dan berani mencoba hal baru. Selain itu siswa lebih mencintai budaya mereka karna terdapat point tentang budaya di dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan mereka tertarik dengan tari-tarian dan lagu daerah bahkan tradisi budaya setempat, yang membuat mereka melestarikan budaya mereka." Dari sudut pandang pembantu pembina, saya sependapat bahwa Pramuka tidak hanya memberikan dampak baik di pembentukan karakter atau mengasah kemampuan emosional, akan tetapi juga memberi dampak positif dari segi budaya karena Pramuka sangatlah fleksibel terhadap materi yang akan dibawakan, contohnya adalah pengajaran tari daerah yang diberikan kepada siswa yang mengisi Syarat Kecakapan Umum (SKU) untuk naik tingkatan di golongan siaga maupun penggalang, siswa bukan hanya belajar siswa juga di beri kesempatan tampil di depan masyarakat.
Menurut Mursidah, S.Pd., salah satu wali siswa SD Negeri 003 Muara Wahau (komunikasi personal, 4 Oktober 2025), "Harapan saya sebagai orang tua agar kegiatan Pramuka tetap terus dilaksanakan. Karena manfaat Pramuka bagi anak itu sangat banyak, terutama untuk meningkatkan kemandirian serta pembentukan karakter anak untuk masa depan yang lebih baik, sehingga dapat menghadapi tantangan di masa yang akan datang." Namun, ada juga wali siswa lain yang berpendapat bahwa kegiatan kepramukaan tidak berdampak langsung karena pembawaan materi yang dilakukan oleh pihak pengajar tidak menarik bagi para siswa. Menurut saya, pandangan orang tua siswa menunjukkan bahwa orang tua masih mengakui manfaat kegiatan kepramukaan, akan tetapi perlu dilakukannya penyesuain metode pembelajaran terhadap era digital dan minat siswa.
Dampak positif dari penerapan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di era digital masih dapat dirasakan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam berbagai aspek, seperti: kepemimpinan, disiplin, berani, bertanggung jawab, mandiri, dan bersosialisasi.
     Â
Walaupun terdapat berbagai dampak positif, Pramuka tetap menghadapi tantangan yang cukup besar. Minat anak-anak yang lebih menyukai pada teknologi digital, seperti: bermain games dan media sosial, dibandingkan kegiatan yang bersifat lapangan seperti Pramuka.