Ini merupakan tahun ke 2 saya berpuasa. Sedikit sulit memang untuk harus berpuasa sepanjang 1 bulan. Mengingat saya seoarang mualaf, jadi berpuasa terasa begitu berat diawal. Apalagi jam kerja yang panjang ditambah dengan waktu tidur yang singkat. Tidak jarang juga saya terlewat sahur, maklum, hidup sendiri dan tidak terbiasa bangun jam 3 untuk masak. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk makan makanan berat sebelum tidur malam. Ini hanya untuk mengantisipasi kalau sahur saya terlewatkan lagi.Â
Tidak mudah memang merubah kebiasaan ngopi di pagi hari dan menyantap makanan ringan diwaktu bangun tidur, namun perkataan ayah saya selalu terniang ketika rasa malas dan rasa ketidakpatuhan itu mulai muncul.Â
"Kamu sendiri yang memutuskan untuk berpindah, maka taatilah semua yang ada didalam ajaran baru yang kamu percayai, jangan setengan-setengah kalau pindah." Kata-kata ini terdengar sangat bijaksana, mengingat ayah saya seorang yang radikal dalam agamanya. Melihat responnya yang bagitu welcome dengan kepindahan saya, saya menjadi terharu dan tidak jarang pula Beliau menelpon hanya untuk menanyakan "Bagaimana puasanya, Dek?"
Setiap perhatian kecil begitu berarti bagi seorang mualaf demi tetap istiqomah. Pertanyaannya adalah adakah perhatian tersebut akan terhenti seiring berakhirnya bulan suci ramadhan? Masih 10 hari lagi, sekalipun masih terasa berat, namun harus bertahan, anggap saja ini hobi baru.Â
Tapi semangat puasa ku begitu membara ketika banyak membaca tentang manfaat berpuasa dari sisi kesehatan. Dari semua manfaat puasa, ada 1 manfaat yang sangat menarik perhatian. Puasa itu ternyata bisa bikin otak lebih tajam berpikir atau dengan kata lain bisa bikin pintar. Nah ini, ini yang ane demen. Ini bukan mau membangga-banggakan ajaran Islam ya, karena artiket tentang puasa ini justru saya baca dari artikel orang-orang yang latar belakangnya bukan Islam. Setelah membaca beberapa pemaparan tentang maaf puasa, saya langsung terpacu untuk bersemangat.Â
Mungkin ini ada benarnya juga jika kita melakukan sesuatu tanpa mengetahui manfaat dibalik melakukannya, maka kita pasti malas-malasan.Â
Jadi, di puasa tahun kedua ini,tidak ada lagi yang namanya malas.Â
Semangat puasa, everyone..Â