Mohon tunggu...
Titien Sumarni
Titien Sumarni Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Saya adalah seorang guru di seuah sekolah dasar yang memiliki kegemaran travelling dan menulis serta membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadhan Kedua Tanpamu

17 Maret 2024   10:43 Diperbarui: 17 Maret 2024   10:46 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Awal Ramadhan menjadi hari yang spesial dan sangat berarti untukku dan untuk semua umat muslim di dunia. Ini tahun kedua melewati Ramadhan tanpa keluarga kecilku yang utuh. 

Namun tetap antusias dan istimewa karena rutinitas buka puasa yang akan sangat berbeda karena kami tinggal di negara berbeda, serta daerah kota yang berbeda pula. 

Perbedaan waktu diantara kami terkadang menjadi hal yang sangat menguntungkan, karena suami adalah orang yang paling pertama membangunkan dan mengingatkan waktu sahur di jama-jam tidur yang melenakan. Sementara dua putri terkasih kami juga tinggal di kota yang berbeda waktu satu jam denganku. 

Tahun ini kami serempak mengambil jadwal puasa bersama dengan tanggal yang sama. Pengalaman tahun kemarin suamiku merayakan Iful Fitri lebih awal, dan kami saat itu sedang  berpuasa. 

Rasanya tidak lucu, ketika kami sedang puasa di ujung bulan imam keluarga merayakan makan dan sholat Ied dengan bahagia di belahan bumi yang berbeda. 

Seperti sekarang kebiasaan itu sudah menjadi sesuatu yang terasa saling menguntungkan dengan bersyukur dan menikmati setiap perjalanan yang sudah digariskan Allah. Namun, tahun ini terasa lebih sepi di kampung, karena tidak ada lagi bedug dan irama membangukan sahur yang setiap tahun menjadi rutinitas remaja desa. 

Entahlah, mungkin karena sudah terbiasa dengan kegiatan membangunkan sahur keliling yang semarak menjadikan kami terbiasa dan bahagia ketika mendengarkan mereka menyanyi, bersholawat, dan memanggil melalui pengeras suara untuk membangunkan sahur. 

Kami mengambil keuntungan karena dibangunkan di saat tidur nyenyak mengingatkan untuk sahur dan persiapan untuk berpuasa. Tahun ini menjadi lebih mandiri dan tugas suami lebih berat harus berulang kali mendial telepon agar kami bangun dna terjaga bersiap dengan hidangan sahur. 

Karena aku hanya berdua dengan anakku yang berumur delapan tahun, jadi makanan sedikit berubah menu ke selera anak ketigaku. Menunya lebih simpel dan mudah didapatkan karena tidak memerlukan pengolahan bahan masakan yang beragam. 

Alhamdulillah juga ini tahun kedua anak ketiga kami ikut puasa sehari penuh. Meskipun melewati hari dengan pertanyaan yang sama dan berulang terus tentang jam berapa, kapan maghrib, sudah terasa lapar, perut sudah mulai bernyanyi. Semua itu menjadikan hiburan tersendiri bagiku yang bisa aku ceritakan bersama keluarga saat kami melakukan panggilan video. Semoga tahun ini semua berjlan lancar dan semakin lebih baik.

Selamat menjalankan ibadah puasa. 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun