"Kita tidak sekadar membangun visual yang menarik, tetapi seharusnya merangkum esensi sebelum terlambat." -- Nasihat Inspiratif
Pernahkah Anda mengalami situasi di mana sebuah proyek yang sebelumnya tampak menjanjikan, tiba-tiba terhenti? Atau saat klien yang awalnya antusias, menjadi sirna dan tak memberikan balasan? Kita sering kali cenderung menyalahkan klien atas kondisi tersebut. Faktor-faktor seperti anggaran yang menipis, perubahan pikiran, atau karakter klien yang aneh sering kali menjadi kambing hitam. Namun, setelah merenungkan banyak pengalaman, saya menemukan bahwa masalah sering kali berasal dari diri kita sendiri.
Saya menyebut fenomena ini sebagai "Kematian Proyek Desainer". Melalui analisis kebiasaan yang mungkin kita lakukan tanpa disadari, kita dapat mempercepat hilangnya nilai dari pekerjaan kita. Mari kita telaah lebih dalam melalui sebuah studi kasus yang mencerminkan pengalaman saya, yaitu Kasus Klien A.
 Tahap 1: Investigasi AwalÂ
Ketidaksinkronan antara Biaya dan Relevansi
Kasus Klien A: Saya merasa sangat senang ketika mendapatkan proyek pertama sebagai desainer. Klien A meminta logo yang "keren", dengan harga terjangkau dan revisi tanpa batas. Sebagai desainer yang baru terjun, saya mengiyakan permintaannya. Saya berhasil menciptakan logo yang menarik, namun setelah seminggu, klien tiba-tiba menghilang. Proyek ini pun terhenti.
Temuan:
 Saya tidak sekadar menggali kubur, tetapi juga memberi alat kepada klien untuk melakukannya.
Masalah 1:Â
Menurunkan Harga + Revisi Tak Terbatas. Saya membuat klien memandang desain sebagai barang komoditas. Seperti yang diungkapkan oleh Seth Godin, "Ketika Anda bersaing berdasarkan harga, Anda hanya dapat menang jika Anda adalah yang termurah, yang merupakan strategi yang konyol." Saya seharusnya menjual solusi yang bernilai, bukannya harga semata.
Masalah 2:Â
Hanya Menjual File, Bukan Kinerja. Meskipun saya menghasilkan visual yang estetis, saya gagal menanyakan tujuan di balik desain tersebut. Saya hanya memberikan file, tidak berkaitan dengan hasil bisnis yang sesungguhnya seperti penjualan atau kesadaran merek.