Mohon tunggu...
Didi Subandi
Didi Subandi Mohon Tunggu... desainer,writter, visualis.id

Desainer grafis yang menulis. Saya membagikan ide dan proses saya di titik temu antara desain, kreativitas, dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mengapa Proyek Klien Terkesan Mendekati Kematian? Analisis Melalui Pengalaman Desainer Grafis

16 Oktober 2025   11:29 Diperbarui: 16 Oktober 2025   11:29 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
seorang desainer bergaya, netral gender, dengan alat kreatif terlihat tekun menggali sebuah makam kecil Ai Generate. Dok. Visualis.id

"Kita tidak sekadar membangun visual yang menarik, tetapi seharusnya merangkum esensi sebelum terlambat." -- Nasihat Inspiratif

Pernahkah Anda mengalami situasi di mana sebuah proyek yang sebelumnya tampak menjanjikan, tiba-tiba terhenti? Atau saat klien yang awalnya antusias, menjadi sirna dan tak memberikan balasan? Kita sering kali cenderung menyalahkan klien atas kondisi tersebut. Faktor-faktor seperti anggaran yang menipis, perubahan pikiran, atau karakter klien yang aneh sering kali menjadi kambing hitam. Namun, setelah merenungkan banyak pengalaman, saya menemukan bahwa masalah sering kali berasal dari diri kita sendiri.

Saya menyebut fenomena ini sebagai "Kematian Proyek Desainer". Melalui analisis kebiasaan yang mungkin kita lakukan tanpa disadari, kita dapat mempercepat hilangnya nilai dari pekerjaan kita. Mari kita telaah lebih dalam melalui sebuah studi kasus yang mencerminkan pengalaman saya, yaitu Kasus Klien A.

 Tahap 1: Investigasi Awal 

Ketidaksinkronan antara Biaya dan Relevansi

Kasus Klien A: Saya merasa sangat senang ketika mendapatkan proyek pertama sebagai desainer. Klien A meminta logo yang "keren", dengan harga terjangkau dan revisi tanpa batas. Sebagai desainer yang baru terjun, saya mengiyakan permintaannya. Saya berhasil menciptakan logo yang menarik, namun setelah seminggu, klien tiba-tiba menghilang. Proyek ini pun terhenti.

Temuan:

 Saya tidak sekadar menggali kubur, tetapi juga memberi alat kepada klien untuk melakukannya.
Masalah 1: 

Menurunkan Harga + Revisi Tak Terbatas. Saya membuat klien memandang desain sebagai barang komoditas. Seperti yang diungkapkan oleh Seth Godin, "Ketika Anda bersaing berdasarkan harga, Anda hanya dapat menang jika Anda adalah yang termurah, yang merupakan strategi yang konyol." Saya seharusnya menjual solusi yang bernilai, bukannya harga semata.
Masalah 2: 

Hanya Menjual File, Bukan Kinerja. Meskipun saya menghasilkan visual yang estetis, saya gagal menanyakan tujuan di balik desain tersebut. Saya hanya memberikan file, tidak berkaitan dengan hasil bisnis yang sesungguhnya seperti penjualan atau kesadaran merek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun