Perjuangan Belum Selesai: Dari Sumsel, Untuk Keamanan Telur Nasional
Aku masih ingat pagi itu dengan jelas --- kabut masih tebal di atas kandang, dan aroma pakan ayam bercampur tanah lembab memenuhi udara.
Kami, Otoritas Veteriner, para dokter hewan berwenang sekaligus auditor Nomor Kontrol Veterner (NKV), berdiri di depan mobil tua yang akan membawa kami ke lokasi pembinaan. Mobil tua tidak menjadi penghalang semangat untuk mewujudkan jaminan keamanan telur--- karena telur ayam Sumsel  dikirim ke 4 provinsi di Indonesia (Sumsel, Babel, Banten, Jabar, dan Jakarta).
Bahan bakar cukup untuk perjalanan pergi, tapi belum tentu cukup untuk pulang.
Tidak ada Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD), tidak ada uang saku, tapi semangat kami lebih besar dari keterbatasan itu.
Karena kami tahu, kalau kami berhenti, maka sertifikat NKV tidak akan sampai ke tangan peternak ayam petelur.
Dan kalau sertifikat itu tak ada, siapa yang bisa menjamin keamanan telur yang dikonsumsi masyarakat setiap hari?
Tekad yang Lebih Kuat dari Anggaran
Sudah sering kami dihadapkan pada kenyataan bahwa biaya perjalanan dinas terbatas, bahkan kadang tidak tersedia sama sekali.
Namun bagi kami, itu bukan alasan untuk berhenti.