CILEUNGSI HIJAUKU: Kekuatan Seni pemberdayaan dalam Menganalisa dan Menyelesaikan Masalah Sosial
Salah satu contoh nyata dari kekuatan SENI dalam menciptakan perubahan sosial dapat kita temukan dalam gerakan CileungsiKU Hijau---sebuah inisiatif yang melibatkan seni, untuk memberdayakan masyarakat dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
Awalnya di 2016, CileungsiKU Hijau dimulai dengan pembentukan Bank Sampah, sebuah langkah kecil yang muncul sebagai solusi terhadap masalah keamanan di lingkungan sekitar. Banyaknya "orang asing" yang terlihat berseliweran membuat warga merasa khawatir, namun dengan adanya Bank Sampah, situasi ini perlahan berubah. Inisiatif ini ternyata mendapatkan apresiasi dari pemerintah kecamatan, yang kemudian mendorong pengembangan lebih lanjut untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai kampung ramah lingkungan. https://www.youtube.com/watch?v=eubn-o9IgHI . Keberhasilan ini tidak hanya memperbaiki kondisi keamanan, tetapi juga membuka peluang baru bagi masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap usaha ini, pemerintah memberikan dua unit sepeda motor roda tiga sebagai sarana pendukung pengelolaan lingkungan. Ini bukan hanya bantuan fisik, tetapi juga simbol kemajuan dan kebersamaan dalam mewujudkan lingkungan yang lebih sehat dan aman. Bank Sampah yang awalnya hanya sebuah solusi kecil kini menjadi motor penggerak perubahan yang lebih besar.
Namun, perjalanan CileungsiKU Hijau tidak berhenti di situ. Untuk semakin meningkatkan pemberdayaan masyarakat, program ini mengusulkan pembuatan Green House yang memungkinkan masyarakat untuk terlibat langsung dalam kegiatan pertanian urban dengan menggunakan sistem hidroponik. Proyek ini dilaksanakan di fasilitas umum (fasum) perumahan dan merupakan hasil kerjasama antara masyarakat dan pemerintah desa. Dengan adanya Green House, warga tidak hanya mendapatkan manfaat ekonomi dari hasil pertanian, tetapi juga memperoleh kesempatan untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proyek tersebut. https://ejurnal.universitas-bth.ac.id/index.php/PWSN/article/view/1271
Salah satu aspek menarik dari CileungsiKU Hijau adalah cara mereka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial. Pada momen penyembelihan qurban, sistem tabungan dan patungan diperkenalkan untuk memastikan bahwa setiap warga, baik muslim maupun non-muslim, dapat merasakan manfaat dari daging qurban. Hal ini mencerminkan semangat inklusivitas dan kebersamaan yang mengedepankan nilai gotong royong. Partisipasi yang meningkat dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa ketika masyarakat diberikan ruang untuk berkontribusi, mereka akan merasa lebih terhubung dan memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan dan sesama. https://ejournal.darunnajah.ac.id/index.php/bisma/article/view/140
Inilah yang saya sebut sebagai seni dalam berkontribusi---bukan hanya dalam bentuk karya visual, tetapi juga dalam bentuk pemikiran dan tindakan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. CileungsiKU Hijau bukan hanya tentang lingkungan yang hijau, tetapi juga tentang masyarakat yang semakin kuat, semakin peduli, dan semakin terlibat dalam perubahan yang terjadi di sekitar mereka.
Dengan melibatkan seni dalam proses sosial ini, kita tidak hanya membangun lingkungan yang lebih baik, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih peduli, lebih inklusif, dan lebih berdaya. Inilah kekuatan seni dalam menganalisa dan memberikan solusi terhadap masalah sosial---sesuatu yang dapat kita pelajari dari CileungsiKU Hijau
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI