Mohon tunggu...
Yakobus Mite
Yakobus Mite Mohon Tunggu... Jurnalis - Perubahan itu Kekal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melawan Lupa: Hari Pendidikan Nasional 2022

2 Mei 2022   06:16 Diperbarui: 2 Mei 2022   06:26 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Jack Mite, Pegiat Pendidikan

Mungkin ada beberapa generasi bangsa yang menanyakan, mengenai Perayaan Hari Pendidikan Nasional atau yang kita kenal Hardiknas, dari mana asal usulnya. Mungkin juga tidak ada pertanyaan karena di sekolah Guru selalu menjelaskan kepada siswanya tentang sejarah HARDIKNAS.

Sejarah Hardiknas

Ki Hajar Dewantara adalah salah satu pahlawan nasional yang sangat berjasa di bidang Pendidikan. Pada zaman penjajahan Belanda, perjuangannya dalam menentang kebijakan pendidikan yang tidak merata pada saat itu.

Dimana, sistem Pendidikan saat itu hanya mengijinkan anak-anak keturunan Belanda dan anak-anak yang berasal dari kalangan orang kaya saja yang boleh bersekolah. 

Sedangkan anak pribumi atau yang berasal dari kalangan renda secara ekonomi dianggap tidak pantas dan layak untuk bersekolah. Perjuangan Ki Hajar Dewantara saat itu karena melihat ada ketimpangan besar dan tidak ada keadilan sama sekali dalam urusan Pendidikan pada saat itu.

Aksi protes terhadap kebijakan sistem Pendidikan saat itu, Ki Hajar Dewatara kemudian diasingkan ke Belanda. 

Setelah pulang dari Belanda, semangat perjangan Ki Hajar Dewantara semakin kuat dalam memperjuangan kebijakan-kebijakan Pendidikan saat itu dengan mendirikan Nasional Onderwijs Institut atau yang kemudian kita kenal dengan nama Taman Siswa, sebagai cikal bakal Sekolah Rakyat untuk mengakomodir kaum pribumi dan kalangan ekonomi menegah kebawah untuk bisa belajar dan bersekolah. 

Atas kegigihan dan perjuangannya itu yang kemudian Ki Hajar Dewan Tara masuk dalam daftar nama Pahlawan Nasional, tanggal 02 Mei yang kita peringati setiap HARDIKNAS merupakan tanggal lahirnya.

Coba kita bayangkan, jika pada saat itu tidak ada yang menentang kebijakan sistem Pendidikan, dimana hanya memperbolehkan orang tertentu saja yang boleh sekolah atau belajar! Bagaimana dengan nasib generasi bangsa yang saat itu tidak diijinkan untuk bersekolah? 

Apakah saat ini masih ada kebijakan pendidikan seperti itu? Siapkah kita menjadi Ki Hajar Dewantara saat ini dan yang akan datang, memperjuangkan nasib Dunia Pendidikan sebagai fondasi dalam mendukung perubahan yang penuh dengan tantangan? Beberapa pertanyaan di atas, tidak untuk dijawab, melainkan sebagai bahan refleksi kita dalam rangka memperingati HARDIKNAS tahun 2022, tutup penulis.

Penulis, Pegiat Pendidikan

Jack Mite

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun