Mohon tunggu...
FATIMAH AZZAHRA
FATIMAH AZZAHRA Mohon Tunggu... -

•former undergraduate nutrition student @fkmui•dream chaser•full scholarship hunter•purple•I'm passionately curious•

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Mendulang Manfaat ASI bagi Ibu dan Bayi (Analisis QS. Al- Baqarah: 233 dan QS. Luqman: 14)

24 Agustus 2012   06:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:23 2626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur" (QS Al A'raf : 58).

Jika tanaman yang tumbuh adalah analogi dari anak, dan tanah adalah analogi dari keluarga maka jelaslah perumpamaan yang diberikan Al-Qur'an. Kondisi keluarga jelas sangat menjamin perkembangan anak, bagaimana ia dibesarkan, dan seterusnya. Interaksi keluarga dan hubungannya dengan anak-anaknya, itu semua mewakili lingkungan yang baik dan subur untuk menghidupkan generasi yang shalih[1].Tak salah memang jika kita mengatakan, generasi gemilang hanya akan lahir dari keluarga yang mendukungnya menjadi hebat terutama akan lahir dari ibu-ibu peradaban.

"Setiap kalian adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang amir adalah pemimpin atas rakyatnya dan ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin di keluarganya dan ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang perempuan adalah pemimpin di rumah suaminya dan anaknya dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas yang dipimpinnya" (HR Bukhari dari Hadist Nafi' bin Umar).

Ibu bertanggung jawab atas anak-anaknya. Kelihatannya berat bukan? Namun ternyata sejak awal Allah telah memberikan lahan amal yang begitu mulia dalam pemaknaan tanggung jawab pada seorang wanita. Tugas mulia ini diemban oleh seorang ibu, yaitu memastikan asupan yang terbaik sejak awal kelahirannya.

Interaksi antara ibu dan anak yang begitu kuat sejatinya terjadi pertama kali antara ibu dan anak, dimulai sejak dalam kandungan hingga awal kehidupan setelah kelahirannya. Dewasa ini, interaksi awal antara ibu dan anak setelah proses kelahiran dikenal dengan istilah IMD (Inisiasi Menyusu Dini), inilah yang menjadi pintu pertama terbangunnya kedekatan antara ibu dan anak.

Standar Emas Makanan Bayi dimulai dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dilanjutkan dengan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 (enam) bulan. Setelah enam bulan bayi diberikan Makanan Pendamping ASI dengan tetap dilanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun atau lebih[2]. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah bayi lahir tanpa dimandikan terlebih dahulu langsung diletakkan pada perut ibu. Secara naluri bayi akan mencapai dan dapat menghisap puting ibu dalam waktu 30 menit. Dengan demikian, kolostrum atau ASI yang berwarna kekuning-kuningan, ASI yang pertama keluar akan langsung dihisap oleh sang bayi. Sebagaimana kita ketahui kolostrum mengandung zat kekebalan yang lebih banyak dari air susu yang keluar pada hari-hari berikut setelah kelahiran bayi. Kontak fisik pertama antara ibu dan bayi pun akan semakin merekatkan rasa kasih sayang ibu dan bayi.

Sayangnya rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima ASI eksklusif kurang dari dua bulan. Hasil yang dikeluarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) periode 1997-2003 cukup memprihatinkan. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sangat rendah[3].

Pemberian ASI sebagai asupan pertama dan utama bayi sangat bermanfaat. Tidak salah apabila The National Women 's Health Information Center menuliskan "one of the best things that only you can do is breastfeed your baby for as long as possible. The longer a mom and baby breastfeeds, the greater benefits are for both mom and baby" [4]

Merujuk penelitian di Ghana, 16% kematian bayi baru lahir bisa dicegah bila bayi disusui pada hari pertama kelahiran. The World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) memperkirakan 1 juta bayi dapat diselamatkan setiap tahunnya bila diberikan ASI pada 1 jam pertama kelahiran, kemudian dilanjutkan ASI eksklusif sampai dengan enam bulan[5]. Jurnal internasional menyebutkan, manfaat lain ASI dalam menurunkan angka kesakitan diantaranya menurunkan infeksi saluran pencernaan lebih rendah hingga 50%. Penurunan ini lebih berarti pada bayi yang menerima ASI ekslusif hingga 6 bulan dibanding yang hanya 3 bulan. Sedangkan jika dibandingkan dengan susu formula pengganti ASI, bayi yang diberikan ASI ekslusif memiliki infeksi telinga 13% lebih rendah, 17% lebih jarang menderita influenza, dan 29% lebih jarang untuk muntah[6]. Sementara pemberian susu formula pengganti ASI akan meningkatkan risiko alergi 30% dan penyakit asma sebesar 25%[7]

Mengapa ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan susu formula? Pemberian susu formula dan ASI sekaligus justru memberikan dampak negatif diantaranya meningkatkan risiko infeksi telinga hingga 60%. Sementara penurunan risiko penyakit seperti alergi, asma berbanding lurus dengan lamanya pemberian ASI ekslusif[8].

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan bayi dengan standar emas. ASI terbukti mempunyai keunggulan yang tak dapat digantikan oleh makanan dan minuman manapun, karena ASI mengandung zat gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat[9]. Menilik dari manfaat imunologisnya, ASI memang mengandung komponen sel (T-limfosit dan B-limfosit, neutrofil, makrofag, sel epitel) yang banyak terdapat dalam kolostrum. Imunoglobin-A merupakan imunoglobin yang dominan pada ASI yang menyehatkan salurab pencernaan. Protein ini terutama akan mengikat zat besi dan vitamin B-12.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun