Mohon tunggu...
Izzatul Firdaus
Izzatul Firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa-Mahasiwa

Early Childhood Education.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Otak Bekerja saat Emosi Meronta

7 Mei 2021   22:36 Diperbarui: 7 Mei 2021   22:43 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya percaya kemarahan adalah emosi yang terbuang, dan saya tidak suka membuang-buang emosi" --Jim Webb-

Sudah satu tahun pandemi covid 19 menghuni beberapa negara diseluruh penjuru dunia termasuk Indonesia,  pandemi datang menjadi ajang perubahan dalam kehidupan mulai dari perekonomian, pendidikan, interaksi sosial bahkan juga berdampak pada emosional. Keterbatasan aktivitas diluar rumah mengakibatkan pemerintah mengeluarkan peraturan untuk beraktivitas dirumah saja, hal ini tentunya tidak mudah untuk dihadapi karena kita harus kembali beradaptasi dalam keterbatasan saat ingin berpergian, melakukan pertemuan-pertemuan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, hal ini membawa dampak pada kondisi emosional seseorang, tak jarang kita menjumpai beberapa orang mengalami fluktuasi emosional (emosi tidak seimbang) sehingga dapat menyebabkan stress berkepanjangan, mudah tersulut kemarahan, hingga menjadikan orang memiliki  gelar baperan, seperti yang sudah kita ketahui bahwa baper merupakan kependekan dari Bawa Perasaan istilah ini merujuk pada kondisi dimana seseorang terlalu mengambil hati atas perkataan dan perbuatan yang diterimanya, perasaan yang ditimbulkan dari baper ini seperti sedih, marah, kecewa, senang, dan gembira dari sini dapat dipahami bahwa baper meliputi berbagai macam emosi, iya emosi merupakan ekspresi normal manusia terhadap berbagai hal yang terjadi dalam hidupnya. Tanpa kita sadari ternyata otak kita berperan saat terjadinya emosi, otak merupakan pusat kontrol dan koordinasi semua aktivitas tubuh manusia, tak hanya itu ternyata otak juga berperan penting dalam pemrosesan dan pengendalian emosi manusia.  Beberapa bagian otak yang turut memainkan peran dalam proses dan kendali emosi yaitu:

  • Sistem Limbik

Sistem limbik merupakan sekelompok struktur otak yang saling berhubungan yang berada di kedua sisi talamus tepat dibawah serebrum, secara umum sistem limbik mempunyai struktur yang terbagi dalam 4 bagian yaitu: hipotalamus, hippocampus, amygdala, dan korteks limbik.  Sistem ini bertanggung jawab terhadap respon perilaku dan emosional seperti pengaturan rasa takut, kemarahan, kebahagian dan perasaan cinta

  • Ketika kamu takut pertanda Amigdala sedang bekerja

 Jika dilihat dari pandangan biologis rasa takut adalah emosi yang sangat penting, emosi ini dapat membantu kita merespons dengan tepat situasi yang bisa membahayakan dan mengancam kita. Respons ini berasal dari hasil stimulasi Amigdala yang diikuti dengan hipotalamus,perlu kita ketahui Amigdala merupakan salah satu bagian dari sistem limbik yang terletak jauh di dalam lobus temporal kiri dan kanan otak,  ketika Amigdala menstimulasi hipotalamus ia memulai respons melawan atau lari, selanjutnya hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar adrenalin agar menghasilkan hormon adrenalin atau yang biasa disebut juga dengan epinerin dan hormon kortisol yang merupakan hormon steroid yang mampu mempengaruhi banyak fungsi tubuh termasuk mempersiapkan respons melawan atau lari. Ketika hormon-hormon di atas memasuki aliran darah bisa mengakibatkan tubuh mengalami beberapa perubahan fisik seperti meningkatnya detak jantung, pernapasan, merangasang tubuh untuk melepaskan gula darah menjadi energi, dan menyebabkan tubuh berkeringat. Selain itu amigdala juga berfungsi sebagai memori  untuk menyimpan peristiwa dan kenangan.

  • Korteks Limbik pencipta rasa bahagia

Kebahagiaan adalah kondisi dimana pikiran dan perasaan kita ditandai dengan adanya  kecukupan, kesenangan, cinta, kenikmatan, kepuasan bahkan kegembiraan yang intens, ketika kita merasa bahagia tentu saja kita akan memproduksi dan mengalirkan energi positif. Studi pencitraan mengungkapkan bahwa respons kebahagiaan sebagian muncul dari korteks limbik, precuneus juga turut berperan sebagai pengambilan ingatan, mempertahankan rasa diri, dan memusatkan perhatian saat bergerak dilingkungan. Sebuah studi menyebutkan bahwa orang yang memiliki volume materi abu-abu yang lebih besar di preceneus kanan dikatakan akan lebih bahagia, karena menurut para ahli berpikir precuneus memproses informasi kemudian mengubahnya menjadi perasaan bahagia

  • Kamu marah? Dimana tempat asalnya kemarahan?

Marah merupakan salah satu bentuk emosi yang bisa disebabkan karena adanya pertentangan terhadap seseorang atau perasaan setelah mendapatkan perlakuan tidak mengenakan dari orang lain. Ketika kita berada dalam situasi yang tampaknya berbahaya sedangkan diri kita tidak bisa menghindarinya, kemungkinan kemarahan menjadi respon emosi yang meronta. Kemarahan dimulai dari amigdala yang menstimulasi hipotalamus, bagian lain yang ikut berperan dalam proses kemarahan adalah korteks prefrontal, jika terjadi kerusakan pada area ini menyebabkan seseorang tidak bisa mengendalikan emosi terutama kemarahan.

  • Hipotalamus dan Cinta

Cinta merupakan bentuk emosi dari kasih sayang yang kuat dengan adanya ketertarikan pribadi, cinta juga bisa dimaknai sebagai perasaan yang ada dalam diri seseorang akibat faktor pembentuknya. Banyak orang menyangka bahwa cinta datangnya dari hati namun sejumlah penelitian justru mengungkapkan bahwa cinta itu datangnya dari otak meskipun berkaitan dengan hati. Ketika perasaan cinta itu tumbuh hipotalamus yang merupakan salah satu bagian dari sitem limbik yang bertugas untuk memastikan kestabilan psikologis akan melepaskan dopamin ke dalam tubuh yang berfungsi menimbulkan perasaan positif termasuk jatuh cinta, selain itu hipotalamus juga memproduksi hormon oksitosin yang sering disebut dengan hormon cinta kemudian dilepaskan melalui kelenjar hipofisis. Sedangkan vasopresin diproduksi juga oleh hipotalamus kemudian dilepaskan oleh kelenjar hipofisis, hormon ini berperan dalam ikatan sosial dengan pasangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun