Mohon tunggu...
Izzatul Firdaus
Izzatul Firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa-Mahasiwa

Early Childhood Education.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahasa nya, Cinta Pertama bagi Buah Hatinya

23 Maret 2021   11:27 Diperbarui: 23 Maret 2021   20:01 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kebudayaan. kemendikbud.go.id

"Manusia berbahasa ibarat burung bersayap" _George H.Lewis_

Malaikat tak bersayap yang berani menaruhkan nyawa demi memperjuangkan buah hatinya agar bisa melihat dunia, siapakah dia? Benar,  dia adalah ibu. Ibu adalah cinta pertama bagi buah hatinya, madrasah pertama bagi anak-anaknya, begitu pula dengan bahasa ibu yang menjadi bahasa pertama bagi anak-anaknya. Dalam dunia parenting tentunya tidak asing jika kita berbicara tentang bahasa ibu, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan bahasa ibu?.  

Menurut KBBI bahasa ibu merupakan bahasa yang dari lahir dituturkan penggunanya dalam lingkungan pergaulan bahasa yang sama dengan kehidupannya.Tarmizi mengungkapkan bahwa bahasa ibu adalah penguasaan sebuah bahasa dari seorang anak yang dimulai dengan perolehan bahasa pertama,  Sedangkan para ahli berpendapat bahwa bahasa ibu merupakan dasar berpikir seseorang.  

Orang tua dan lingkungan mempunyai peran yang penting dalam pemerolehan bahasa pada anak,karna proses penguasaan bahasa pertama di dapatkan dari rangsangan luar misalnya lingkungan keluarga seperti ayah, ibu, kakek, nenek ataupun yang lainnya dapat menjadi panutan anak dalam berbahasa tak hanya lingkungan keluarga tetapi lingkungan masyarakat sekitar juga bisa mempengaruhi,  hal ini didukung dengan  imitasi atau mudah meniru yang merupakan karakteristik pasti yang dimiliki anak usia dini sehingga dapat mengakibatkan anak akan meniru apa saja yang di lihat ataupun di dengarnya . 

Pemerolehan bahasa atau yang biasa disebut akuisisi bahasa adalah proses yang terjadi di dalam otak anak-anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya, para ahli berpendapat bahwa dalam akuisisi bahasa anak akan melewati beberapa tahap yang kurang lebihnya merupakan ciri kesemestaan dalam berbagai bahasa di dunia yaitu:

  • Tahap Vokalisasi Bunyi

Sangat wajar jika pada usia 6 minggu bayi mulai mengeluarkan bunyi yang belum dapat dipastikan maknanya karna belum terdengar jelas seperti teriakan, rengekan dan dengkur. Bunyi yang dikeluarkan oleh bayi pada tahap ini mirip dengan bunyi konsonan atau vokal sehingga beberapa ahli menyebutnya sebagai bunyi-bunyi prabahasa, dekur, vokalisasi bahasa dan tahap cooing. Setelah melewati tahap vokalisasi bayi akan sampai pada tahap babling atau tahap berceloteh, celoteh merupakan ujaran yang memiliki suku tunggal misalnya "pa" dan "ma".  Para ahli berbeda pendapat terkait pada usia berapa tahapan babling ini terjadi tetapi yang perlu diingat bahwa kemampuan anak berceloteh tergantung pada perkembangan neurologi seorang anak.

  • Tahap satu kata ( Holofratis )

Pada tahap ini anak mulai menggunakan serangkaian bunyi secara berulang-ulang untuk makna yang sama, tahap ini terjadi ketika anak berada dalam kisaran usia 12 hingga 18 bulan. Dalam tahap ini pula anak mulai mengerti bahwa bunyi ujaran itu memiliki makna dan mulai mengucapkan kata-kata pertamanya misalnya ketika anak merasa lapar dia akan mengucapkan "mam" yang memiliki makna bahwa dia meminta makan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahasa anak mengungkapan bahwa kata-kata dalam tahap ini mempunyai 3 fungsi yaitu: kata-kata itu berhubungan dengan perilaku anak itu sendiri atau keinginannya untuk melakukan sesuatu, untuk mengungkapkan perasaan anak dan untuk memberi nama kepada suatu benda.

  • Tahap dua kata dalam satu frase

Tahap ini berlangsung ketika anak dalam usia 18 hingga 20 bulan. Pada tahap ini anak sudah bisa mengucapkan 2 kata misalnya " mama mam" , Jika pada tahap holofratis ujaran yang di ucapkan belum tentu bisa di ketahui maknanya maka pada tahap ini ujaran yang di ucapkan anak harus di maknai sesuai dengan konteksnya. Tidak hanya berhenti di situ pada tahap ini anak mulai berpikir secara objek dan predikat  meskipun belum bisa menggunakan hubungan-hubungan seperti infleksi, kata ganti orang dan jamak. Misalnya "adek mandi" yang merupakan ungkapan bahwa adek sedang mandi.

  • Tahap Ujaran Telegrafis

Dalam rentan usia 2 dan 3 tahun anak mulai menghasilkan ujaran berupa kata ganda ( multiple-word utterances ) atau yang biasa disebut ujaran telegrafis, selain itu pada tahap ini juga anak sudah mampu membentuk kalimat dan mengurutkan bentuk-bentuk itu dengan benar. Masa golden age mendukung perkembangan kosakata anak yang sangat pesat hingga mencapai beratus-ratus kata dan cara mengucapkannya semakin mirip dengan bahasa orang dewasa.

Bahasa ibu kunci utama yang berperan penting dalam pendidikan anak, peranan tersebut meliputi:

  • Bahasa ibu sebagai alat untuk mengekspresikan dan komunikasi bagi anak
  • Bahasa ibu merupakan bahasa yang mudah dipelajari oleh anak
  • Bahasa ibu merupakan sumber pengetahuan bagi anak
  • Bahasa ibu sebagai pertahanan yang kokoh untuk melawan tergerusnya bahasa daerah yang merupakan efek dari globalisasi
  • Bahasa ibu sebagai bahasa pengantar anak pada pendidikan pertamanya.                                                                                                                                                   

  " Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang takkan mengenal bangsanya sendiri " _Pramoedya Ananta Toer_

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun