Mohon tunggu...
Izzatul Firdaus
Izzatul Firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa-Mahasiwa

Early Childhood Education.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Behavioristik dan Kognitif dalam Kaca Anak Usia Dini

25 Oktober 2020   16:51 Diperbarui: 3 Juni 2021   11:50 1941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Behavioristik dan Kognitif dalam Kaca Anak Usia Dini

Anak merupakan suatu anugrah terindah yang di titipkan yang maha kuasa untuk para orang tua, maka dari itu sebagai orang tua hendaklah kita bertanggung jawab degan melaksanakan kewajiban kita sebagai orang tua di antara nya merawat dan memberikan pendidikan, membantu menumbuhkan karakter anak, dan penanaman nilai budi pekerti. 

Sebagaimana teori yang sudah di jelaskan John Locke yang mengatakan bahwa anak yang baru lahir itu di umpamakan seperti kertas putih yang belum di tulisi, jadi bagus dan tidak nya kertas itu tergantung siapa dan bagaimana penulis itu menorehkan tinta di dalam nya. Bagaimana karakter dan pendidikan anak juga tergantung dari bagaimana orang tua mendidik dan memberikan pendidikan terhadap anak-anak nya. 

Asumsi tentang "kenapa sih anak usia dini harus di beri pendidikan??", "seberapa penting nya sih pendidikan bagi anak usia dini??", usia dini itu adalah usia di mana anak ingin membuat sebuah kunci yang akan dia gunakan untuk membuka gerbang masa depan dan menjalani kehidupan selanjutnya, dalam masa usia dini juga masa di mana perkembangan yang sangat bagus atau yang biasa di sebut dengan masa golden age karna apa? 

Baca juga: Behavioristik atau Kognitif, Mungkin Kecerdasan Ganda

Karna pada usia itu kritikel area anak belum terbentuk secara optimal, yang berfungsi untuk menyaring segala informasi yang akan di masukkan ke dalam memori, peran orang tua sangat berpengaruh dalam pembentukan kritikel area, bagus dan tidak nya kritikel area seorang anak tergantung dari bagaimana orang tua memberikan stimulus pada anak sehingga anak bisa merespon dengan baik stimulus tersebut.  

Menurut teori pembelajaran behaviorisme yang di cetuskan oleh Gage dan Berlier merupakan teori pembelajaran yang mengamati perubahan perilaku dari seseorang karna adanya interaksi stimulus dan respon, seperti hal nya ketika orang tua memberikan contoh bagaimana cara nya membuang sampah pada tempat nya secara tidak langsung orang tua sudah memberikan stimulus pada anak nya lalu ketika sang anak sudah melihat dan memfilter dalam kritikel area sehingga menjadi kebiasaan anak dalam membuang sampah pada tempat nya menandakan bahwa anak tersebut telah merespon stimulus yang di berikan orang tua nya. 

Dalam teori belajar behaviorisme ini memiliki 2 faktor yang pertama adalah positive reinforcement adalah suatu tindakan penguatan secara terus menerus agar dapat memperkuat daya ingat, berbeda dengan orang dewasa yang bisa menerima stimulus mungkin hanya dengan 1 atau 2 kali penyampaian saja, pada anak usia dini tentunya tidak bisa merespon begitu saja stimulus yang di berikan secara cepat, membutuhkan beberapa kali penyampaian stimulus  agar anak merespon nya dengan baik dan menjadi suatu kebiasaan dalam proses perkembangan anak,  karna pada dasar nya anak bukan lah miniatur  orang dewasa.  

Sedangkan negative reinforcement adalah pengurangan stimulus sehingga informasi yang di sampaikan mudah terlupakan yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia merupakan reaksi dari lingkungan, dan perubahan tingkah laku merupakan hasil dari belajar. 

Baca juga: Aliran Behavioristik, Kognitif dan Kecerdasan Ganda

Seorang ilmuwan yang bernama Ivan Pavlov, pavlov mencoba teori ini kepada seskor anjing untuk membuktikan bahwa apakah dengan teori ini dapat merubah anjing tersebut setelah di beri stimulus dan respon secara berulang kali. Setelah melakukan percobaan tersebut membuktikan bahwa Ivan Pavlov berhasil merubah perilaku anjing dengan menggunakan teori behaviorisme. 

Teori pavlov ini terkenal dengan classical conditioning atau pengkondisian klasik yang bertitik tolak dari asumsinya yaitu dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang di inginkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun