Mohon tunggu...
Izzata Alifa
Izzata Alifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student of International Relation

suka mengeksplor kebudayaan negara luar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Krisis Moneter pada Uni Eropa Bisa Memberikan Dampak pada Negara Indonesia?

4 April 2023   09:19 Diperbarui: 4 April 2023   09:24 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini banyak sekali orang yang gemar menghabiskan waktu liburnya untuk sekedar jalan-jalan di luar negri atau bahkan menikmati kuliner yang ada. Semua dapat terjadi karena saat ini dunia menglobalisasi, tidak ada lagi batasan yang dibuat untuk warga asing. 

Bahkan banyak negara yang berlomba untuk memperkenalkan budayanya secara luas dan mendunia, tujuannya tidak lain adalah agar negaranya banyak dikenal oleh negara lain dan menimbulkan ketertarikan untuk berkunjung. Dengan begitu maka pemasukan negara bisa bertambah. Namun pernakah kalian memikirkan tentang bagaimana proses pertukaran mata uang apabila kita ingin perkunjung ke negara lain?

Seperti yang kita ketahui bahwa setiap negara pasti memiliki nominal dan mata uang yang berbeda-beda sesuai dengan standart perekonomian yang ada pada negara tersebut. Kita tidak bisa membelanjakan mata uang yang negara kita miliki di negara lain karena nominal mata uang pada setiap negara itu berbeda. Namun, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah membuat sebuah lembaga keuangan dunia yaitu Internasional Monetery Fund (IMF). Internasional Monetery Fund (IMF) diciptakan untuk membuat kebijakan yang dapat memjembatani permasalan tersebut. 

Dengan adanya lembaga ini maka munculah kebijakan moneter internasional yang berlaku hingga saat ini. Selain untuk menjembatani nilai tukar mata uang antar negara, hadirnya kebijakan moneter juga harus bisa memberikan keamanan dan keyakinan seluruh negara yang ada di dunia. Salah satu caranya yaitu dengan membuat rencana cadangan pada situasi darurat kemudian membuat masyarakat kembali percaya pada stabilnya nilai mata uang tersebut.

Meskipun demikian, kebijakan moneter internasional tetap tidak menjamin kestabilan nilai mata uang pada setiap negara. Bahkan banyak negara-negara besar pernah mengalami krisis moneter. Pengertian krisis moneter yaitu situasi dimana suatu negara mengalami kemrosotan pada nilai perekonomian di negara tersebut. 

Beberapa penyebabnya adalah karena lemahnya kebijakan fiskal pada suatu negaranya, banyaknya hutang yang dimiliki, tingginya tingkat permintaan produk ekspor dan ketimpangan antara mata uang negara tersebut dengan negara lain khususnya Amerika Serikat (Dollar). Penyebab dari hadirnya krisis moneter itu lantas menyebabkan suatu negara tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat pada negara tersebut, nyatanya krisis moneter lebih banyak memberikan dampak negatif pada perekonomian suatu negara.

 Uni Eropa atau khususnya negara pada bagian uni eropa yaitu Portugal, Yunani dan Irlandia adalah salah satu Kawasan yang dari tahun 2010 sampai dengan sekarang masih mengalami krisis moneter. Hal ini disebabkan karena kawasan eropa mengalami defisit anggaran pemerintahan yang cukup tinggi dan membuat banyak hutang kepada negara lain. Ketika suatu negara tidak bisa mencukupi kebutuhan masyarakatnya maka secara terpaksa negara tersebut harus meminjam uang kepada negara lain (hutang). 

Sebenarnya bukan masalah yang besar apabila suatu negara memiliki hutang kepada negara lain, yang menjadi masalah adalah ketika negara tersebut tidak mampu untuk membayar hutang yang dipinjam dan justru menumpuk lebih banyak hutang. Situasi dimana ruang gerak fiskal menjadi terbatas, menjadi pemicu Eropa menjadi suatu wilayah yang lambat dalam berkembang sehingga terjadilah fenomena krisis moneter.

Krisis moneter yang terjadi pada Uni eropa juga berdampak kepada Negara Indonesia, keterkaitan antara Uni Eropa dan Negara Indonsia pada aspek ekspor-impor adalah bahwa seperti yang kita ketahui jika Uni Eropa termasuk kawasan yang banyak menerima ekspor dari Negara Indonesia. Barang yang di ekspor berupa bahan pengolahan karet, kelapa sawit, kayu dan juga beberapa tekstil seperti baja besi dan banyak lagi. Apabila Uni Eropa tidak bisa lepas dari krisis tersebut maka mau tidak mau mereka harus memangkas kebutuhan yang didapatkan dengan cara ekspor. 

Dengan begitu, dana pemasukan Negara Indonesia melalui jalur ekspor jadi menurun. Tetapi walaupun pemasukan Negara Indonesia menurun akibat pemangkasan jumlah ekspor yang dilakukan oleh uni eropa, pada kenyataanya sampai saat ini hal tersebut masih bisa dikendalikan dengan baik oleh Negara Indonesia.

Untuk mengatasi masalah ini cara yang dapat dilakukan pemerintah adalah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun