Mohon tunggu...
Izza Hanifa_22104080046
Izza Hanifa_22104080046 Mohon Tunggu... UIN Sunan Kalijaga

Saya adalah masasiswa UIN Sunan Kalijaga yang suka mengikuti kegiatan sosial dan keagamaan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ketagihan Scroll TikTok, Kapan Berhenti?

17 Juni 2025   02:30 Diperbarui: 16 Juni 2025   22:12 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto rebahan sambi scroll TikTok (Sumber: Freepik)

TikTok menjadi aplikasi favorit jutaan orang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Tapi di balik konten-konten seru dan hiburan instan yang disuguhkan, banyak yang tidak sadar bahwa mereka telah menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk scroll layar. Ketagihan TikTok bukan hal sepele. Lalu, kapan terakhir kali kita benar-benar berhenti dan bertanya: apakah ini masih hiburan, atau sudah candu?

Di era digital ini, TikTok hadir sebagai aplikasi yang sangat digemari berbagai kalangan, anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Tak butuh waktu lama untuk terjebak dalam algoritma TikTok yang pintar menyesuaikan konten sesuai minat penggunanya. Sekali scroll, bisa lanjut ke video berikutnya, lalu berikutnya, dan tanpa sadar sudah berjam-jam berlalu.

Fenomena ini dikenal dengan istilah "doomscrolling", yaitu kebiasaan terus-menerus menggulir konten tanpa henti, bahkan ketika otak dan tubuh sudah lelah. Ketagihan scroll TikTok adalah bentuk nyata dari kecanduan digital yang diam-diam mencuri waktu dan fokus kita.

Konten Seru, Tapi Waktu Habis Percuma

Tidak bisa dipungkiri, banyak konten di TikTok yang memang menghibur dan bahkan edukatif. Mulai dari tips masak, motivasi hidup, ilmu sains ringan, kisah inspiratif, hingga video lucu yang bisa bikin mood naik. Tapi masalahnya bukan di kontennya, melainkan pada kebiasaan scroll berlebihan tanpa sadar.

TikTok dirancang untuk membuat pengguna betah. Fitur auto play, scroll tak berujung, dan efek visual cepat membuat otak terus mencari dopamine zat kimia yang memicu rasa senang sesaat. Lama-lama, ini bisa mengubah cara kerja otak kita. Hal yang sederhana seperti membaca buku, belajar, atau sekadar duduk diam jadi terasa "membosankan" karena otak sudah terbiasa dengan rangsangan cepat dari TikTok.

Dampak Nyata: Fokus Menurun, Produktivitas Merosot

Ketagihan scroll TikTok dapat berdampak serius pada produktivitas, terutama pada anak muda dan mahasiswa. Banyak yang awalnya hanya ingin istirahat sebentar, tapi akhirnya justru menunda tugas atau pekerjaan. Waktu tidur pun jadi terganggu karena terlalu larut menonton video TikTok yang seolah tak ada habisnya.

Menurut sejumlah penelitian, paparan konten cepat dalam waktu lama bisa mengganggu kemampuan konsentrasi, menurunkan daya ingat jangka pendek, dan membuat otak sulit fokus pada satu hal dalam waktu lama. Ini sangat merugikan, apalagi jika kita sedang menjalani masa-masa penting seperti belajar atau bekerja.

Self Awareness: Langkah Awal Mengontrol

Pertanyaan penting yang perlu kita renungkan: "Apakah aku mengontrol TikTok, atau TikTok yang mengontrol aku?"
Kesadaran adalah langkah awal yang sangat penting. Tanpa sadar, banyak dari kita membuka TikTok bukan karena ingin, tapi karena sudah menjadi kebiasaan refleks. Bangun tidur buka TikTok, lagi bosan buka TikTok, sebelum tidur pun masih sempat scroll dulu.

Untuk mengurangi ketergantungan ini, kamu bisa mulai dengan beberapa langkah kecil, seperti:

  • Mengatur batas waktu penggunaan harian di aplikasi

  • Menghapus aplikasi selama beberapa hari saat merasa terlalu candu

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
    Lihat Lyfe Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun