Beberapa waktu lalu,dari halaman sebuah surat kabar berbahasa indonesia yang saya baca,satu lagi kawan kami yang terjun bebas dari lantai sembilanbelas apartemen lopannya,publik menduga karena patah hati seperti yang dilansir dari update status fesbuk terakhirnya. Sebelumnya saya meminta maaf kepada semua pihak karena mengambil kisah tragis ini sebagai pembuka postingan saya kali ini,tapi semoga tulisan serta pemikiran sederhana saya bisa menjadi i'tibar atau pelajaran bagi saya sendiri juga bagi anda,yang kebetulan nyasar di sudut saya. Seperti yang kita tau sahabat,bunuh diri memang termasuk dosa besar. Membunuh diri sendiri, sebagaimana membunuh orang lain, dilarang keras oleh agama kita, Islam. Manusia dimuliakan oleh Allah dan diutamakan melebihi kebanyakan makhluk ciptaan-Nya yang lain. Firman Allah Swt.: "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS 17. Al-Israa: 70) Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi-Nya ini. Firman Allah Swt.: "Ingarlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'" (QS 2. Al-Baqarah: 30) Karena Allah mencipatakan manusia dalam bentuk yang sangat sempurna, seperti dalam firman-Nya: "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS 95. At-Tiin: 4) Di samping indera, ia dibekali akal pikiran dan hati nurani, Karena itu, jika kita teliti, semua sikap atau tindakan yang merendahkan martabat kemanusiaan dilarang oleh Islam. Orang yang bunuh diri adalah orang yang lari dari tanggungjawab kemanusiaannya. Dan lebih parah dari itu perbuatannya (bunuh diri) itu menunjukkan kurangnya kepercayaan yang bersangkutan terhadap kemurahan Tuhannya. Tapi umumnya bunuh diri memang disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan penghayatan terhadap agama. Seperti diketahui agama mengajarkan sabar, tawakal, melarang putus asa, dan seterusnya. Orang mukmin tidak boleh membunuh tanpa alasan yang haq. Dan membunuh diri sendiri adalah membunuh tanpa alasan yang haq, dengan kata lain, orang yang beriman tidak boleh membunuh dirinya sendiri dengan alasan apapun. Allah berfirman: "Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS 4. An-Nisaa: 29) "Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan..." (QS 2. Al-Baqarah: 195) Ada sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah r.a. yang, disamping menunjukkan mukjizat Nabi kita, bisa dijadikan dalil beratnya dosa membunuh diri. Kata Abu Hurairah: "Kami ikut perang bersama Rasulullah Saw. dalam perang Hunain. Rasulullah berkata menunjuk seorang laki-laki yang mengaku Islam: 'Orang ini penghuni neraka.' Ketika kami berperang, orang itu pun ikut berperang dengan gagah berani, sehingga dia terluka. Maka dilaporkan orang hal itu kepada Rasulullah Saw.: 'Orang yang tasi Anda katakan penghuni neraka, ternyata dia berperang dengan gagah berani, dan sekarang dia tewas.' Nabi Saw. pun bersabda: 'Dia ke neraka.' Hampir saja sebahagian muslimin menjadi ragu-ragu. Ketika mereka sedang dalam keadaan demikian, tiba-tiba diterima berita bahwa dia tidak tewas dalam peperangan, tetapi terluka parah dan pada malam hari orang itu tidak sabar menahan sakit karena lukanya itu. Lalu dia bunuh diri.." (HR. Bukhari dan Muslim) Na'uudzubillaah! Ada hadis lain yang juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim; Rasulullah Saw. bersabda: "Dulu sebelum zamanmu ini ada seseorang yang terluka dan tidak tahan menanggung derita lukanya itu, lalu mengambil pisau dan memotong sendiri tangannya, maka mengalirlah darah terus menerus hingga ia mati. Allah pun berfirman: 'Hamba-Ku telah mendahului-Ku atas kemauannya sendiri, Aku mengharamkan surga untuknya.'" (HR. Bukhari dan Muslim) Waba'du. Meskipun bunuh diri merupakan dosa besar berdasarkan dalil-dalil yang antara lain sudah kami sebutkan. Namun yang berhak memasukkan hamba ke neraka atau ke surga adalah Allah sendiri. Kita tahu bahwa orang yang berbuat begini masuk surga, yang berbuat begitu masuk neraka, yang memberitahukannya ya Allah melalu Rasul-Nya. Demikian pula kita tahu ornag yang begini diampuni yang begitu tidak, juga dari Allah. Nah dari Allah kita tahu bahwa semua dosa selain syirik, dapat menyekutukan Allah, dapat saja diampuni, seperti firman-Nya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya..." (QS 4. An-Nisaa: 48) Menurut ayat tersebut, pengampunan dosa kepada siapa adalah tergantung kehendak Allah. Allah menyuruh kita memohon kepada-Nya dan menjanjikan pengabulan permohonan, seperti dalam Al-Quran, antara lain Allah berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu." (QS 40. Al-Mukminun: 60) Memohon ampunan atau apa saja. Jadi, seorang anak bisa saja mendoakan, memintakan ampunan misalnya, untuk orang tuanya yang berbuat dosa besar seperti bunuh diri itu. Kenapa tidak? Adapun diterima atau tidak kita serahkan saja kepada Allah. Wallaahu A'lam bissawab..... Jadilah seseorang yang memang terlahir untuk menjadi manusia yang baik.Janganlah engkau memberikan harapan kepada orang yang tidak kamu cintai dan membuat orang lain terluka karena cintamu , karena bagi seseorang yang berharap denganmu , cintamu adalah segalanya,,, Ingatlah , Hidupmu hanya sekali dan cintamu akan berkali- kali hadir dalam hidupmu, jadi sayangilah hidupmu. Karena ketika kau berakhir di dunia ini , mungkin kau akan menyesal kehilangan cinta lain yang ada dalam hidupmu. Jangan mau mati karena orang yang tak pernah mencintaimu , itu hanya akan membuatmu menyesal seumur hidupmu walaupun ketika kau mati , kau tidak akan merasakan hal itu,,, Dari cerita2 samurai kita mungkin mengenal "harakiri", atau yg lebih sering disebut "seppuku" oleh orang2 jepang. Atau mungkin di antara kita ada yg masih ingat dengan istilah "kamikaze" di perang dunia kedua. "Seppuku" maupun "kamikaze" (katanya) tergambar dalam sifat bunga sakura yang singkat dalam berbunga lalu berguguran.Sifat ini (katanya) sesuai dengan kejiwaan orang-orang Jepang yang sering memilih mati meninggalkan nama daripada hidup tanpa pesona. Demikian teman jepang saya menjelaskan Agak-agak mirip mungkin dengan sakura,-sekali lagi- hanya saja bunuh diri dilarang dalam islam ,dan kita hanya mengenal mati syahid dan hidup mulia. Seorang muslim dilarang menggugurkan "bunganya" sendiri. Kalaupun ia belum bisa mekar sempurna dalam menebarkan pesonanya, maka ia disuruh untuk terus berusaha mencapai mekar sempurna, sampai Allah yang menggugurkan "bunga" tersebut melalui takdirNya..... Ps : 潔く、ぱっと咲いて、ぱっと落ちる (isagiyoku, patto saite, patto ochiru). Dlm bhs indonesia, kalimat tsb mgkn bisa diartikan, "berbunga indah dlm waktu singkat, lalu berguguran." ^also published here ; http://nick-rejected.blogspot.com/2011/04/yang-mekar-dan-yang-gugur.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI