Paradigma Pengetahuan dan Konsep Pengetahuan Ilmiah
Pertama. Paradigma pengetahuan adalah pola pikir yang dijadikan dasar untuk memahami realitas serta membangun wawasan ilmiah. Setiap paradigma memiliki fondasi ontologi, epistemologi, dan metodologi yang khas. Dalam ranah ilmu, paradigma berperan sebagai pijakan filosofis guna menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh, diuji, dan diaplikasikan.
Kedua. Paradigma Pengetahuan
Secara umum, paradigma pengetahuan terbagi menjadi dua aliran utama, yaitu paradigma ilmiah (positivistik) dan paradigma alamiah (interpretatif). Paradigma ilmiah menekankan pengukuran yang objektif, keteraturan, serta kecenderungan untuk melakukan generalisasi. Sebaliknya, paradigma alamiah lebih menitikberatkan pada pemaknaan subjektif, pengalaman manusia, dan kompleksitas konteks sosial.
Ontologi: Paradigma ilmiah beranggapan bahwa realitas bersifat tunggal dan dapat diukur, sedangkan paradigma alamiah mengakui adanya beragam realitas sesuai pengalaman individu maupun kelompok.
Epistemologi: Paradigma ilmiah menghendaki peneliti bersikap netral, sedangkan paradigma alamiah mengakui keterlibatan langsung peneliti dalam proses penelitian.
Metodologi: Paradigma ilmiah cenderung memakai metode survei, eksperimen, dan analisis statistik, sementara paradigma alamiah menggunakan wawancara, observasi, serta narasi untuk menggali makna mendalam.
Ketiga. Konsep Pengetahuan Ilmiah (Scientific Knowledge)
Pengetahuan ilmiah merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui prosedur ilmiah dengan karakteristik sistematis, logis, rasional, empiris, dan dapat diverifikasi. Pengetahuan ini tidak sekadar berupa kumpulan informasi, tetapi hasil dari proses pengujian hipotesis dengan mengikuti langkah metodologis tertentu.
Adapun ciri pokok pengetahuan ilmiah meliputi:
Objektivitas -- hasil penelitian bebas dari kepentingan pribadi.