Mohon tunggu...
Izatul Laela
Izatul Laela Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah di SDN Karangsono Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan

Hobi menulis, membaca, konten yang menarik tentang kisah yang inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

2 Mei: Saya dan Ki Hajar Dewantara

2 Mei 2023   05:24 Diperbarui: 5 Mei 2023   19:37 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 2 Mei selain diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional oleh bangsa Indonesia, juga merupakan hari bersejarah yang sangat istimewa bagiku. Karena pada tanggal itu ada sosok bayi mungil yang juga kelak akan ikut berperan mengikuti jejak Ki Hajar Dewantara. Siapakah dia?

Bayi itu adalah saya yang saat ini mengabdi sebagai pendidik di SMPN 2 Wonorejo. Mendidik adalah panggilan jiwa. Meski basic bukan sarjana pendidikan, tak menyurutkan saya untuk menjadi bagian dari agen perubahan.

Semoga jalan ini kelak dapat mengantarkan saya meraih surgaNya. Aamiin

Hari ini, Selasa tanggal 2 Mei 2023 bangsa Indonesia memperingati hari lahirnya tokoh pendidikan, Ki Hajar Dewantara. Karena jasa beliau yang begitu besar bagi dunia pendidikan maka tanggal 2 Mei ditetapkan sebagaj Hari Pendidikan Nasional.

Hardiknas ditetapkan melalui Keppres no. 316 tahun 1959 pada tanggal 16 Desember 1959.

Ki Hajar Dewantara terlahir dari keluarga berada yang berani menentang kebijakan pemerintah kolonial Belanda. Saat itu pemerintah kolonial Belanda hanya memperbolehkan anak-anak keturunan Belanda dan anak-anak orang kaya saja yang bisa sekolah. Karena menentang, Ki Hajar Dewantara kemudian diasingkan ke Belanda.

Jiwa nasionalismenya berontak, kemudian beliau mendirikan Taman Siswa sekembalinya ke tanah air.

Filosofi Ki Hajar Dewantara sampai saat ini masih sangat relevan untuk diaplikasikan yaitu Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tutwuri handayani.

Gambar : adminsekolah.net
Gambar : adminsekolah.net
Ing ngarsa sung tuladha. Menjadi seorang guru harus dapat memberikan teladan yang baik. Dalam istilah Jawa guru merupakan akronim dari "digugu lan ditiru". Artinya menjadi guru itu segala ucapan, sikap dan perbuatan didengarkan dan dicontoh atau ditiru oleh murid-muridnya.

Ing madya mangun karsa. Menjadi guru harus mampu menciptakan prakarsa dan ide. Di abad 21 ini guru dituntut untuk menerapkan pembelajaran 4C (creative, critical thinking, communication and collaboration).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun