Mohon tunggu...
Izatul Laela
Izatul Laela Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah di SDN Karangsono Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan

Hobi menulis, membaca, konten yang menarik tentang kisah yang inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cicak "Budheg"

25 Maret 2023   21:29 Diperbarui: 25 Maret 2023   21:32 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : berita.99.co

Lukman Hakim adalah seorang budak penggembala berkulit hitam yang hidup pada zaman Nabi Daud AS. Sang budak ini menjadi tersohor karena kemuliaan akhlak dan kepribadiannya, tutur kata yang bijak, mendalam dan sarat makna. Oleh karenanya Nabi Daud AS kemudian menebus dan membebaskannya dan diangkat menjadi "hakim" di wilayah kekuasaannya. Bukan nabi, bukan rosul, bukan pula shahabat tetapi namanya diabadikan dan menjadi nama salah satu surat dalam Al Qur'an yaitu surat ke 31.

Episode pertama Lukman Hakim naik di atas keledai sedangkan putranya menuntun keledai yang ditungganginya. Orang-orang yang melihat langsung memberikan komentar negatif. "Lihatlah, betapa bodohnya orang itu. Masa dia enak-enakan naik di atas keledai sementara anaknya disuruh menuntun. Dasar orangtua tak tahu malu." Begitulah kira-kira komentarnya.

Episode kedua, Lukman Hakim bertukar posisi dengan sang putra. Dia  menuntun keledai yang ditunggangi putranya. Di tengah jalan orang pun langsung berkomentar,"Lihatlah, betapa kurang ajarnya anak itu. Dia enak-enakan naik sedangkan ayahnya disuruh menuntun keledai. Dasar anak jaman now", begitu kira-kira perkataan orang-orang itu.

Episode ketiga Lukman Hakim bersama putranya menaiki keledai. Di tengah perjalanan mereka langsung mendapat komentar dari orang-orang yang melihatnya. "Waduh, kasihan sekali keledai itu. Masa harus mengangkut dua orang padahal badannya kurus." Demikianlah komentar dari masyarakat tentang Lukman Hakim dan putranya.

Setelah melewati tiga episode itulah kemudian Lukman Hakim memberikan pelajaran bermakna kepada putranya bahwa dalam hidup kita harus punya prinsip, punya pendirian yang kuat dan harus tegas. Lakukan saja apa yang baik asal tidak melanggar aturan agama, aturan negara serta norma masyarakat. Jangan terlalu peduli dengan perkataan orang lain. Fokuslah pada tujuan yang akan dicapai. Tak ada yang mustahil. Kerja keras. Fokus pada tujuan. Man jadda wa jada. Barangsiapa bersungguh-sungguh, insya Allah akan berhasil.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun