Mohon tunggu...
Iyul Achmad
Iyul Achmad Mohon Tunggu... -

Memalaskan sebuah kemalasan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku-Engkau dalam Duduk Diam dan Dungu

17 Januari 2015   08:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:58 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini ... Ah bukan tpi semenjak media massa khususnya tv merajalela di hadapan pribumi, aku seperti melihat mereka - sejujur juga aku, pada keadaan duduk di bangku sekolah SD yg siap menerima sebuah kebenaran dari tuan pedagogi,kita-aku-mereka masing-masing duduk yg rapih untuk mendengarkannya,benar salahnya tak di urus, toh di depan kita sudah seperti dewa, terkadang banyak hal yg disembunyikan walaupun cuma sedikit yg mengetahuinya, sebagian orang jg tak mempercayainya, sering beliau bilang ini itu tapi faktanya tidak sama, cuman sebagian orang loh yg tau dia bohong,sebagian besarnya bahkan sangat percaya , kata kawanku mereka itu diatur oleh pelangi,ada yg warnanya merah,kuning,biru,hijau dan lainnya pula, kami sering dihibur jg sih makanya malas berpikir dan berimajinasi, terkadang kami ingin bertanya tapi nyatanya kita dilarang, beliau-beliau yg datang mengajar jg beda-beda satu sama lain,mereka jg saling membenci,yah mereka saingan mendapatkan lototan mata kami dan dengan hiburan tentunya, kami takut melawannya,bukan karna beliau kita takuti tapi memang beliau berteman dengan satpam sekolah yg kasar hehe hustt jangan ribut-ribut meraka punya mata-mata haha :p :) -end-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun