Mohon tunggu...
Iyan Sopiyan
Iyan Sopiyan Mohon Tunggu... profesional -

Penikmat Sepak Bola dan Jalan-Jalan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Di Balik Derby Della Capitale

11 Januari 2015   18:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:22 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1420949390946214904

Di Italia, Derby della Capitale dianggap sebagai derby terpanas dibanding derby lainnya seperti Derby della Madonnina (derby kota Milan), Derby della Mole (derby kota Turin), dan Derby della Lanterna (derby kota Genoa). Bahkan, derby ini juga dianggap terbesar di Eropa. Salah satu alasannya karena Roma adalah kota terbesar di Italia. Masuk akal jika setiap pergolakan di Roma selalu menjadi pusat perhatian.

Dalam kondisi apapun, duel Roma vs Lazio selalu panas. Hal ini karena tak ada tujuan lain selain menang untuk membuktikan penguasa kota Roma sejati.

Sayap Kiri vs Sayap Kanan

Bisa dibilang makna Derby della Capitale di lapangan bagi kedua tim adalah mencari kemenangan. Menang berarti menjadi penguasa kota Roma sejati. Lain dari itu, derby juga sebagai pembuktian golongan rakyat mana yang paling unggul di kota Roma. Seperti diketahui, secara historis pendukung Roma kebanyakan berasal dari penduduk selatan kota Roma yang berhaluan politik sayap kiri dan golongan sosialis. Sementara, tifosi Lazio berasal dari utara kota Roma yang lebih makmur dan beraliran politik sayap kanan atau liberal. Perbedaan sosial ekonomi dan haluan politik ini menambah panas Derby della Capitale.

Tanpa ada latar belakang tersebut, Derby della Capitale tidak akan sengit dan panas. Semua didasari atas kebencian yang telah mengakar sejak lama. Faktor lain yang menyebabkan benih kebencian adalah  penolakan Lazio untuk melakukan merger dengan tujuan  membentuk tim kuat yang bernama AS Roma.

Lazio yang berdiri pada 1900 mengklaim sebagai satu-satunya klub sepak bola nomor satu di kota Roma. Keberadaan Lazio terusik saat pemimpin Italia saat itu, Benito Mussolini,  mengusulkan dibentuk tim kuat di kota Roma untuk melawan dominasi klub-klub Italia Utara pada tahun 1927. Maka dibentuklah AS Roma yang merupakan gabungan dari tiga klub di Roma pada saat itu. Yaitu Pro Roma (1911), FBC Roma (1899) dan Alba Audace (1907). Lazio sendiri menolak bergabung karena merasa sebagai klub sebenarnya di Roma. Keberanian Lazio menolak karena mendapat dukungan salah satu jenderal fasis, Giorgio Vaccaro. Dan hingga kini Lazio pun tetap eksis.

Lazio merasa dilecehkan dengan berdirinya AS Roma. Mereka yang mengklaim sebagai penguasa kota Roma merasa disaingi. Di sisi lain, klub baru AS Roma, menganggap Lazio sebagai pembangkang karena menolak bergabung. Dari situlah bibit kebencian muncul dan tak pernah luntur sampai sekarang.

Bagi AS Roma, Lazio adalah sekumpulan petani dari pedesaan. Selain itu, warna biru langit serta lambang burung elang sama sekali tidak menunjukkan ciri khas dari sebuah kota Roma. Warna biru langit milik Lazio justru menunjukkan tipikal dari bendera Yunani. Sedangkan elang adalah hewan sakral milik Dewa Jupiter.

Sedangkan AS Roma, apabila mengacu dari mitologi Romulus dan Remus, serigala menjadi peranan penting dalam sejarah kota Roma. Warna merah mewakili Vatikan, sedang warna kuning mengadopsi warna kebanggaan kekaisaran Romawi. Selain itu, serigala juga kerap dihubungkan dengan Mars (dewa perang), ayah dari dua bayi kembar yang lahir dari rahim Rhea Silvia.

Disisi lain, Lazio juga berpendapat bahwa para fans AS Roma adalah para turis (pendatang dan keturunan imigran) dari daerah selatan nan jauh. Sedangkan para pendukung Lazio kebanyakan berasal dari utara kota Roma yang kaya serta berhaluan politik sayap kanan. Sedang tifosi AS Roma didominasi oleh masyarakat kelas menengah (kaum proletar) berpaham politik sayap kiri. Mayoritas berasal dari selatan kota Roma. Tempat mereka di stadion Olimpico pun berbeda, Lazio menghuni Curva Nord, sedang AS Roma di Curva Sud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun