Mohon tunggu...
Iwa Riot
Iwa Riot Mohon Tunggu...

I'am ugly but I'am Lucky Man

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Liberalisme Islam Dari Umaiyah Hingga Hermeneutika

23 Juni 2013   00:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:34 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lanjutan dari Apa itu Liberalisme? yang saya baca dari pakar sejarah Islam, Dr KH Said Aqil Siroj menyebutkan bahwa munculnya liberalisme agama dalam islam bermula sejak naiknya Mu'awiyah ibn 'Abiy Sofyan mendirikan Dinasti Umaiyah, untuk memberi legitimasi kekuasaannya yang ia rebut dari Khalifah 'Aliy, Mu'awiyah menyebarkan ajaran Jabariyah yang menegaskan bahwa segala sesuatu sudah di takdirkan ALLAH. "Saya menang dan Aliy kalah adalah takdir ALLAH. Seandainya bukan takdir ALLAH, saya tidak akan menang dan Aliy tidak akan kalah," begitulah ungkapan-ungkapan yang di kampanyekan Mu'awiyah untuk melegalkan tindakan pemberontakannya terhadap 'Aliy sebagai pemimpin yang sah.

Jargon Mu'awiyah ini langsung mendapat kritik tajam dari putra sayidina 'Aliy, yaitu Muhammad ibn 'Aliy, lahir dari istri kedua yang bernama Khaulah binti Ja'far dari bani Hanifah. Menurut Kiai Said, Muhammad ibn 'Aliy lebih cerdas dari Hasan dan Husain yang lahir dari istri pertamanya, Fatimah.

Untuk menangkis paham yang di sebarkan oleh Mu'awiyah, Muhammad ibn Aliy membuat rumusan pernyataan : afâlu al-ibâd mina al-ibâd lâ qada' walâ qadar, (perbuatan manusia adalah perbuatannya sendiri bukan kehendak dan takdir ALLAH).

Kaum yang berpihak kepada Muhammad ibn 'Aliy ini kemudian hari muncul dua kelompok, Pertama : kelompok ekstrim yang di sebut qadariyatu al-ulâ (paham Qadariyah pertama) yang tokohnya Ma'bad al-Juhhni. Kelompok ini mengatakan lâ qadâ'a wa lâ qadar wa al-'amru 'unuf (perbuatan manusia itu bukan di tentukan dan di tetapkan oleh ALLAH sebelumnya melainkan baru terjadi).

Kedua : Kelompok Qadariyah moderat yang di sebut dengan Mu'tazilah yang tokohnya adalah Wâsil ibn 'Atâ. kelompok kedua ini mngetakan lâ qadâ'a wa lâ qadar wa lakin Allah ya'lam, (perbuatan manusia itu bukan di tentukan dan di tetapkan oleh Allah, tapi Allah mengetahuinya).

[caption id="attachment_2746" align="alignright" width="151" caption="Dr Hj Said Aqil Siroj"]

[/caption]

Selain itu, dalam wilayah partai politik muncul partai ekstrim yang mendukung 'Aliy yang di sebut dengan Syi'ah, dan partai lain yang beroposisi dengan 'Aliy yang di sebut dengan Khawarij. Selain kedua partai di atas, juga muncul kelompok lain yang bersikap tidak mau tahu dengan perselisihan antara 'Aliy, 'Aisyah, dan Mu'awiyah, dan menyerahkan segala sesuatu kepada Allah. Kelompok ini kemudian di sebut dengan Murji'ah

Pada mulanya Mu'tazilah adalah sebagai kelompok pemikiran yang meng-counter terhadap jabariyah. Namun pada akhirnya, yaitu pada masa Khalifah Ma'mun kelompok ini merambah ke wilayah politik. Dalam hal pemikiran, pada mulanya tokoh awal Mu'tazilah berpendapat bahwa akal adalah sebagai alat untuk memahami teks-teks keagamaan. Namun pada akhirnya yaitu pada masa  'Abu Hudzail al-Allaf sampai Zamhasyariy, peran akan di geser di atas wahyu.

Selain Mu'tazilah, ada pemikir liberal lain, yaitu Jabir ibn Hayyan. Setelah mampu mengubah batu biasa menjadi batu berharga, Jabir ibn Hayyan mengatakan bahwa saya akan menghidupkan orang yang sudah mati, namun usahanya itu tidak berhasil.

Komunitas pemikir liberal yang lain adalah al-Ihkwanu as-Safa yang mengatakan bahwa manusia yang ideal adalah agamanya Arab, nasabnya Persi, dan otaknya Yunani. Sebab menurut mereka orang Arab itu mulia hanya karena Islamnya saja, tapi nasab dan otaknya kurang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun