Mohon tunggu...
Iwan Suwandy
Iwan Suwandy Mohon Tunggu... -

Dokter,Master Hospital Administration ,pensiunan POLRI pangkat terakhir kombespol, setelah pensiun saya membuat internet blog yang lama hhtp//www uniquecollection.wordpress.com dan karena sudah penuh blog baru hhtp//www.iwansuwandy.wordpress.com. hobi saya bertualangan keliling dunia dan mengumpulkan koleksi unik yang ditemukan saat pertualangan tersebut. saya sudah menawarkan kerjasma dengan gramedia dan kompas untuk menerbitkan buku elektronik cyber e-book tetapi belum ada kontak,mungkin dengan jadi anggota kompasiana dapat direalisasikan.Sampai saat ini saya sudah add diblog tersebut 400 artikel yang terkait dengan negara di Asia Timur khususnya, merupakan sejarah negara terseut dengan ilustrasi koleksi unik, Tentang koleksi unik baca artikel di blog tersebut berjudul Studi Kepustakaan Nilai Investasi Koleksi Unik dan jenis serta harga koleksi unik dan koleksi langka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Koleksi Sejarah Kesehatan Indonesia

26 Oktober 2012   22:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:21 2650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk waktu yang lama itu hanya terbuka untuk anak laki-laki pribumi. Mungkin Aletta Jacobs, dokter wanita pertama di Belanda, mempengaruhi penerimaan anak perempuan ke Fakultas Kedokteran

Tentu saja selama tur dunianya pada April 18, 1912, ia  bertemu dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda AWF Idenburg. 

Sebagaimana dibuktikan oleh surat perjalanannya yang  menghimbau  penerimaan gadis-gadis untuksekolah   kedokteran: “Bahkan ketika membahas dokter wanita untuk wanita pribumi dan rumah sakit untuk para wanita, hanya bantuan medis perempuan dan pelatihan Dokter Djawas  wanita, yang mulia   itu lebih dekat kepada kita daripada banyak pejabat dengan isu-isu yang telah kita bahas sebelumnya.  

Sampai sekarang  seluruh  gadis pribumi  yang mendaftar untuk Sekolah Dokter Djawa ,  selalu kembali keluar  dengan  dalih, tapi hanya karena kesulitan  para pemegang  kekuasaan di departemen  tetapi juga karena kesulitan bagi  orang-orang muda untuk menerima pendidikan kedokteran yang  terlalu berat dan  merasa tidak cukup  keinginan untuk  memiliki dokter wanita dari  wanita pribumi  “[i].

Pendidikan Dokter Hindia), atau yang juga dikenal dengan singkatannya STOVIA, adalah sekolah untuk pendidikan dokter pribumi di Batavia pada zaman kolonial Hindia-Belanda.

Saat ini sekolah ini telah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

  Sejarah Berdirinya

STOVIA

Sekolah Dokter Jawa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun